Medan, MISTAR.ID

Kriminolog Redyanto Sidi turut menanggapi penemuan mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI). Menurutnya, dugaan sementara mayat tersebut berhuhungan dengan kebutuhan pendidikan (cadaver).

“Dugaan sementara berhubungan dengan pendidikan, karena di sana ada Fakultas Kedokteran,” ujar Redy sapaan akrabnya saat dikonfirmasi, Rabu (13/12/23).

Redy menilai, temuan mayat tersebut wewenangnya polisi untuk mengusut dan mengungkap fakta apa sebenarnya yang terjadi.

“Kita menunggu info resminya agar tak menduga-duga dan dapat menimbulkan opini negatif,” ungkapnya.

Baca Juga : UNPRI Pastikan Lima Mayat yang Ditemukan Polisi adalah Cadaver

Akademisi Universitas Pembangunan Panca Budi (Unpab) Medan itu mengatakan, untuk menguak apakah mayat tersebut benar digunakan untuk sarana pendidikan atau adanya unsur tindak pidana, maka pihak kepolisian perlu melakukan penyelidikan intensif.

“Saya kira penyelidikan intensif perlu dilakukan untuk mengetahui peristiwa keberadaan mayat ini apakah kepentingan pendidikan atau berhubungan dengan suatu tindak pidana agar terang secara hukum sesuai fakta,” sambungnya.

Selain itu, Redyanto juga menanggapi terkait adanya klarifikasi yang disampaikan sejumlah mahasiswa Unpri terkait penemuan mayat tersebut. Diketahui, dalam video klarifikasi yang beredar, mahasiswa menyebut bahwa yang ditemukan itu bukanlah mayat, melainkan maneken atau boneka utuh berbentuk manusia.

Baca Juga : Ahli Forensik Sebut Tak Wajar Jika Benar Mayat di UNPRI Diletakkan di Ruang Terbuka

“Tentu harus ditunjukkan kebenaran boneka tersebut, sejak kapan ada di sana? Kenapa diletakkan di sana? Kenapa pula divideokan? Apa hubungan dengan mahasiswa tersebut?” ujar Redyanto.

Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial adanya penemuan yang disebut-sebut mayat di lantai 9 UNPRI. Setelah dilaporkan dan dilakukan penggeledahan, aparat kepolisian menemukan 5 mayat. (deddy/hm24)