17.7 C
New York
Friday, May 17, 2024

Warganet Khawatir Kerumunan di Pantai Ancol Menyerupai Sungai Gangga India

Jakarta, MISTAR.ID

Sejak awal berdirinya pada tahun 1966, Ancol Taman Impian atau biasa disebut Ancol sudah ditujukan sebagai sebuah kawasan wisata terpadu oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Pemda DKI menunjuk PT Pembangunan Jaya sebagai Badan Pelaksana Pembangunan (BPP) Proyek Ancol yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan peningkatan perekonomian nasional serta daya beli masyarakat.

Pada 2 Juli 2004, Ancol melakukan “go public” dan mengganti statusnya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., dengan kepemilikan saham 72% oleh Pemda DKI Jakarta, 18% oleh PT Pembangunan Jaya, dan 10% oleh masyarakat. Langkah “go public” ini dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan, karena akan lebih terkontrol, terukur, efisien dan efektif dengan tingkat profesionalisme yang tinggi serta menciptakan sebuah Good & Clean Governance. Kinerja dan citra yang positif ini akan menjadikan perusahaan terus tumbuh dan berkembang secara sehat pada masa depan.

Kini disaat pandemi Covid-19, Ancol menjadi salah satu trending topic Twitter hari ini, Sabtu (15/5/21). Pasalnya, situasi ribuan pengunjung Pantai Ancol kemarin menjadi perhatian netizen atau warganet. Sejumlah warganet mengunggah kekhawatiran mereka akan ledakan kasus Covid-19 dan membandingkannya dengan ritual agama di Sungai Gangga, India, yang menjadi cikal bakal meledaknya kasus Covid-19 di negeri itu.

Baca Juga: Jumlah Kematian Pasien Covid-19 di India Capai 254 Ribu Orang

Unggahan warganet disertai dengan foto-foto perbandingan antara situasi pantai Ancol dengan Sungai Gangga.

Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja J Antoni di akun @AntoniRaja mencuit Hari kedua lebaran Ancol Dikunjungi 39 ribu wisatawan. Gab bisa ngomong. Semoga kalian sehat2 saja. Rem darurat mana? Rem darurat???

Festival mandi massal di Sungai Gangga atau yang disebut Festival Kumbh Mela disebut sebagai super spreader tsunami Covid-19 di India.

Baca Juga: Sungai Gangga Dipenuhi Mayat Pasien Covid-19

Ribuan orang kala itu berkumpul bersama di kota Haridwar untuk mengikuti festival keagamaan tersebut. Tidak ada sama sekali penerapan protokol kesehatan menjaga jarak dan bahkan memakai masker. Kasus Covid-19 India meledak. Sungai Gangga kini dipenuhi mayat pasein Covid-19.

Sementara itu, seperti diberitakan, pengunjung Taman Impian Jaya Ancol sudah dibatasi hanya 30% dari kapasitas maksimal, yakni 40.000 dari normalnya 120.000 orang.

Kondisi Kamis (13/5/21), kawasan wisata di bagian utara Jakarta ini dikunjungi sekitar 30.000 orang.

Baca Juga: Orang India Minum Urin Sapi Demi Tangkal Covid-19

Sedangkan pada Jumat (14/5/21) Ancol dikunjungi 40.000 orang atau sampai batas maksimal pengunjung di masa pandemi. Karena itu, pihak pengelola sempat menerapkan sistem buka tutup.

Artinya, ketika jumlah pengunjung mencapai batas maksimal maka pintu gerbang ditutup meski masih ada banyak calon pengunjung yang mengantre hendak masuk. Pintu gerbang tiket baru dibuka lagi seiring adanya pengunjung yang keluar.

Namun demikian, penampakan kerumunan pengunjung terutama di Pantai Ancol, seperti yang muncul di sejumlah media memperlihatkan ketiadaan protokol kesehatan menjaga jarak, sehingga warganet menilai kerumunan tersebut bagaikan situasi Sungai Gangga.

Baca Juga: Infeksi Covid-19 Menggila, Jutaan Warga India Gelar Ritual Mandi Bersama

Akun @PardedeReza666 membuat sindiran, FOMO saat ini adalah Fear of Missing Out kena Covid-19. Nikmati saja.

Akun @MurthadaOne1, misalnya mengunggah dua foto Sungai Gangga dan Pantai Ancol dengan pesan, kiri (gambar Sungai gangga) penyebab tsunami Covid-19 di India dan kanan (gambar Ancol) adalah Ancol pada 14 Mei 2021.

Manajemen Taman Impian Jaya Ancol sendiri akhirnya menghentikan operasi kawasan tersebut pada hari ketiga libur Lebaran 1442 Hijriah, atau Sabtu (15/5/21).

Direktur Utama PT Taman Impian Jaya Ancol, Teuku Sahir Syahali mengatakan pihaknya ingin melakukan evaluasi kegiatan di kawasan rekreasi tersebut selama satu hari, agar lebih kuat di dalam penerapan protokol kesehatan.(Beritasatu/hm13)

Related Articles

Latest Articles