22.4 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

Sektor Ini Banyak Merugi Saat Mudik Dilarang

Jakarta, MISTAR.ID

Larangan mudik yang mulai diberlakukan hari ini, Jumat (24/4/20), banyak merugikan sektor pendukung mudik. Salah satu yang paling siginifikan merasakan, sektor transportasi.

Pengamat Transportasi dan Tata Kota Yayat Supriatna melihat, sektor itu memengaruhi yang lain seperti rumah makan dan SPBU di rest area, jasa travel, hingga platform pemesanan tiket online.

“Wah ini memang berat, ya. Bagaimana nasib SPBU, rumah makan di rest area, pemesanan tiket online, yang kira-kira akan drop. Ini rantainya panjang karena transportasi turunan dari kegiatan,” kaya Yayat, Jumat.

Yayat menuturkan, penyedia jasa transportasi sebetulnya ingin memperkecil risiko akibat wabah virus dengan memaksimalkan momen Ramadhan dan Lebaran tahun ini. Setidaknya, bisa memperpanjang nafas dan sedikit menutup kerugian.

Adanya pelarangan mudik sontak membuat perusahaan jasa transportasi di semua lini kocar-kacir. Namun di sisi lain, kebijakan soal pelarangan mudik perlu diterapkan secara cepat dan tepat.

“Tadinya ingin recovery, jadi masih bisa bernafas. Sekarang banyak bus AKAP menggarasikan bus-busnya, digarasikan pun butuh pemeliharaan,” ujar Yayat.

Belum lagi tidak semua perusahaan jasa tak memiliki beban utang. Beban utang yang besar akan menambah berat penyesuaian bisnis, di samping belum adanya stimulus khusus dari pemerintah terhadap seluruh perusahaan jasa transportasi.

“Kalau OJK kemarin kan batas keringanannya hanya untuk bisnis di bawah Rp 10 miliar. Kalau bus itu kayaknya enggak ada yg murah-murah, ya. Cukup besar,” jelas Yayat.

Bisnis penerbangan dan kapal laut pun sama menderitanya. Penerbangan kargo yang tak disertai dengan penerbangan penumpang cukup membuat ongkos kirim membengkak.

Penumpang kapal laut juga harus sepi sejak virus corona banyak ditemukan di sejumlah pelayaran.

“Ya (pemerintah berikan stimulus) untuk operator ya utamanya yang perorangan paling terpukul. Jasa-jasa rental dan travel. Ini pelan tapi pasti yang kena bukan hanya sektor transportasi,” pungkas Yayat.

Sumber : Kompas
Editor : Mahadi

Related Articles

Latest Articles