Thursday, May 1, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Rektor USU Ungkap Modus Canggih Kecurangan UTBK, dari Joki hingga Kamera di Behel

journalist-avatar-top
Rabu, 30 April 2025 21.56
rektor_usu_ungkap_modus_canggih_kecurangan_utbk_dari_joki_hingga_kamera_di_behel

Rektor USU, Muryanto Amin (kedua dari kanan) saat diwawancarai media di kantornya. (f:susan/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), Muryanto Amin, mengungkapkan sejumlah modus kecurangan dalam pelaksanaan UTBK-SNBT 2025, baik secara nasional maupun di lingkungan USU.

Menurutnya, pola kecurangan semakin beragam dan canggih, melibatkan teknologi yang sulit dideteksi secara kasat mata.

Muryanto menyebutkan modus kecurangan yang ditemukan, seperti pengambilan gambar soal melalui perangkat yang tidak biasa, mulai dari kacamata, behel, hingga kancing baju yang dipasangi kamera.

Lebih lanjut, ditemukan pula praktik penggunaan remote desktop yang disusupi ke komputer peserta maupun server UTBK di beberapa kampus.

Selain itu, Muryanto mengungkap bahwa modus lain yang marak terjadi adalah perjokian.

Modus ini melibatkan penggantian peserta asli dengan orang lain, pemalsuan dokumen, hingga penyusupan jawaban dari luar ke ruang ujian.

Beberapa kasus bahkan melibatkan pengambilalihan akses jaringan secara ilegal dengan bantuan oknum internal UTBK.

Di USU sendiri, pihak kampus menemukan tujuh orang yang diduga terlibat dalam praktik perjokian.

"Lima orang berada di luar ruang ujian dan dua orang merupakan peserta ujian di dalam," ungkap Muryanto.

Muryanto mengungkapkan, pihaknya langsung mengamankan dan memeriksa pelaku secara internal sebelum akhirnya diserahkan ke Polsek Medan Baru.

Salah satu modus yang digunakan adalah kacamata dengan kamera tersembunyi yang mengirimkan gambar soal ke luar, lalu peserta menerima jawaban melalui mikrofon di kacamata tersebut.

Muryanto mengatakan, kasus ini terungkap setelah peserta di samping pelaku melaporkan adanya kecurangan.

Pengawas kemudian mengamankan pelaku dan setelah diperiksa, diketahui bahwa lima joki berada tak jauh dari lokasi ujian.

“Temuan seperti ini sudah pernah, kalau dulu masih pakai misalnya kamera dilengketi di badannya gitu, kalau dibuka bajunya penuh dengan alat-alat. Kalau sekarang lebih canggih, bahkan ada yang di behel. Saya nggak ngerti gimana behel bisa ada kamera,” ucap Muryanto.

Dari total temuan sejauh ini, diperkirakan lebih dari 100 peserta terlibat dalam praktik perjokian di berbagai titik UTBK.

Di USU, tujuh pelaku tersebut diketahui menjokikan hingga 30 peserta. Di kampus lain seperti UNNES, praktik serupa juga ditemukan dengan jumlah peserta yang lebih sedikit.

Untuk menanggulangi potensi kecurangan lanjutan, Muryanto mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai langkah mitigasi, termasuk memperketat pemeriksaan alat yang dibawa peserta dan memperkuat pengawasan di ruang ujian.

Muryanto juga menegaskan bahwa semua peserta yang terbukti curang langsung didiskualifikasi.

Bahkan, panitia nasional tengah merancang kebijakan agar peserta yang melakukan kecurangan tidak bisa mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi di masa depan.

“Ini belum diputuskan oleh panitia nasional apakah masih bisa mengikuti ujian atau nggak. Tapi kemungkinan saja, bahkan tidak bisa lagi mengikuti SNBT atau ujian apapun, selama hidupnya kira-kira begitu. Masih dirancang,” tuturnya.

Muryanto juga mengatakan masih menunggu hasil penyelidikan pihak kepolisian.

“Kita belum tahu apakah mereka sindikat atau bukan. Tapi kalau ditemukan bukti-bukti baru, pola-pola ini yang mau kita antisipasi pada penerimaan tahun depan,” ujarnya. (susan/hm27)

REPORTER:

RELATED ARTICLES