21.4 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Pupuk Impor China Serbu Pasar Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID
Meski dari dalam negeri ada perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bisa memproduksi pupuk yaitu PT Pupuk Indonesia, namun Indonesia hingga kini masih harus bergantung pada kebutuhan pupuk impor.

Head of Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengakui, adanya persaingan di dalam negeri dengan pupuk impor, utamanya dari China dalam merebutkan pasar di antara para petani.

Selain itu, pupuk asal China juga menjadi saingan keras bagi pupuk lokal. “Kita andalkan loyalitas petani pada produk kita, terutama ketersediaan barang yang ada dimana-mana. Yang jelas, urea masih sangat optimistis. Urea dalam dan luar negeri kita termasuk pemain utama lah,” katanya, Kamis (28/5/20).

Baca Juga:Tidak Dapat Pupuk Sesuai RDKK, Lapor PPL dan Penyalur

Agar bisa bersaing, tentu harus memiliki harga yang murah. Dalam memproduksi pupuk, salah satu komponen utamanya adalah harga gas yang digunakan. Semakin murah, maka bisa meminimalisir harga agar bisa semakin murah.

“Dengan efisiensi, kurang biaya distribusi, kurangi rate konsumsi gas. mengurangi biaya-biaya yang efisienkan harga yang ada. Intinya efisiensi supaya bisa bersaing dengan pupuk dari luar,” sebut Wijaya. Berikut 10 golongan utama barang yang di impor selama April 2020:

1. Mesin dan perlengkapan elektrik US$ 1,66 miliar
2. Besi dan baja US$ 667,9 juta
3. Plastik dan barang dari plastik US$ 694,7 juta
4. Kendaraan dan bagiannya US$ 398,8 juta
5. Ampas/sisa industri makanan US$ 342,4 juta
6. Berbagai produk kimia US$ 291,1 juta
7. Pupuk US$ 159,2 juta
8. Sayuran US$ 112 juta
9. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 20,8 juta
10. Senjata dan amunisi serta bagiannya US$ 800 ribu.

Baca Juga:Mentan jamin ketersediaan pupuk bersubsidi Di Musim Tanam Kedua

Kesiapan menghadapi produk impor harus disiapkan oleh produsen lokal. Pasalnya, menurut data Badan Pusat Statistik, Indonesia masih doyan mengimpor pupuk.

Selama bulan April, pupuk masuk ke dalam 10 golongan utama barang yang diimpor mencapai US$ 159 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun. Hal ini cukup memperihatinkan karena pada Maret 2020 impor pupuk tak masuk 10 besar.(cnbcindonesia/hm10)

Related Articles

Latest Articles