28.6 C
New York
Thursday, June 20, 2024

Publik Soroti Para Politisi Isi Jabatan di Sejumlah BUMN

Jakarta, MISTAR.ID

Penempatan jabatan di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang saat ini diisi sejumlah politisi sedang menjadi sorotan publik.

Terkini, politisi Partai Gerindra, Fuad Bawazier sah ditunjuk sebagai Komisaris Utama (Komut) Mining Industry Indonesia (MIND ID). Selain itu, BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia itu juga mengangkat politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie menjadi komisaris.

Penunjukkan dimaksud adalah hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) MIND ID Tahun Buku 2023, pada Senin (10/6/24).

Baca juga:Kementerian BUMN Uji Coba Kerja 4 Hari Sepekan

Selanjutnya Simon Aloysius Mantiri yang merupakan eks Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) ditunjuk sebagai Komut, sekaligus Komisaris Independen PT Pertamina (Persero).

Menurut Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, posisi komisaris dan direksi suatu BUMN ditempati oleh beberapa orang. Figur-figur yang baru masuk itu juga akan bersama-sama membesarkan BUMN dengan kapasitas dan keilmuan yang dipunyai.

Dasco memperkenankan publik menelusuri latar belakang yang lalu menjabat sebagai komisaris.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah berpendapat, keadaan ini kelanjutan reputasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai tahun 2014, di mana peluang kekuasaan diberikan merupakan imbal jasa pemenangan di Pemilihan Presiden (Pilpres).

Baca juga:Bobby Nasution Berharap BUMN Jadikan Pelaku UMKM Kota Medan Sebagai Partner

“Apabila membaca situasi saat ini, Prabowo Subianto bakal mereplikasi keputusan Jokowi itu,” imbuhnya, pada Selasa (11/6/24).

Disebut Dedi, ini adalah  kondisi buruk bagi negara, di mana kekuasaan dibagi-bagi seperti hanya kepunyaan keluarga besar Jokowi dan lingkarannya. Itu juga memprihatinkan dan pasti akan berimbas terhadap situasi ekonomi negara.

“Kita telah kesusahan keluar dari zona korupsi, ditambah masuk ke zona kolusi dan nepotisme yang begitu parah,” kata Dedi. (ktn/hm16)

Related Articles

Latest Articles