Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menanggapi pernyataan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang menyebut bahwa nilai investasi pabrik AirTag Apple di Batam tidak mencapai Rp 1 miliar dollar AS.

Menurut Rosan, angka 1 miliar dollar AS yang diajukan Apple merujuk pada pendapatan hasil pembelian. Jadi, bukan semata-mata investasi modal langsung.

"Memang investasi Apple itu 1 miliar dollar AS in terms of revenue-nya, yang mereka sebagai offtaker-nya," ujar Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jumat (31/1/25), dilansir dari Kompas.

Ia menjelaskan bahwa skema investasi Apple di Indonesia mengikuti pola yang sama seperti di negara-negara lain, yaitu melibatkan banyak vendor dalam prosesnya.

"Memang itu yang berlaku juga di negara-negara lain sama seperti yang mereka berlakukan karena investasi ini dilakukan oleh vendor-vendor," lanjutnya.

Rosan menekankan bahwa selain nilai investasi, proyek ini akan membawa dampak positif terhadap ekonomi Indonesia, terutama dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan ekspor.

"Ini dipakai 65 persen untuk ekspor, jadi ekspor kita juga akan meningkat. Nilai ini akan naik dari 1 miliar dollar AS menjadi 2 miliar, bahkan hingga 10 miliar dollar AS dalam waktu yang tidak lama," ungkap Rosan.

Ia juga menekankan bahwa pemerintah melihat proyek ini secara komprehensif, bukan hanya dari nominal investasi awal, tetapi juga efek jangka panjangnya terhadap perekonomian nasional.

"Jadi kami melihat secara keseluruhan, bukan hanya soal nominal investasinya, tapi juga dari segi lapangan pekerjaan dan dampak ekonomi lainnya," tambahnya. (kompas/hm20)