6.9 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Korban Gempa Majene Bangun Tenda Darurat Mandiri

Jakarta, MISTAR.ID

Gempa dahsyat yang mengguncang Majene dan Mamuju Sulawesi Barat membuat warga terpaksa tinggal di tenda-tenda darurat. Sebagian warga Majene membangun tenda darurat sendiri di wilayah perbukitan setelah gempa magnitudo 6,2 mengguncang pada Jumat (15/1/21). Mereka meminta pemerintah pusat serta pemprov sekitar untuk segera mengirimkan bantuan.

Bustan Basir Maras, salah satu penduduk Kecamatan Malunda, Mejene, mengatakan bahwa para warga mendirikan tenda secara mandiri setelah ada imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait kemungkinan gempa susulan dan potensi tsunami.

Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Dinas Sosial Kabupaten Majene itu mengatakan bahwa para warga itu sangat membutuhkan bantuan logistik. Menurutnya, saat ini bantuan baru menyentuh 20 persen pengungsi.

Baca juga: Gempa Majene Tewaskan 3 Warga, 24 Luka-luka, Kantor Gubernur Hingga Hotel Rusak Berat

Berdasarkan pantauannya, pemerintah setempat memang sudah bergerak cepat, tapi personel yang tersedia tidak mencukupi. Ia berharap pemerintah pusat bergerak cepat mengirimkan bantuan, baik berupa personel maupun kebutuhan logistik yang dibutuhkan warga terdampak.

Saat ini, kata Bustan, bahan makanan mulai habis. Warga juga membutuhkan selimut, tenda darurat, dan obat-obatan. “Bahan makanan, terutama logistik. Ya apa pun lah. Ini masyarakat sangat membutuhkan,” kata Bustan saat dihubungi media melalui sambungan telepon seluler, Jumat (15/1/21) petang.

Ia juga mengatakan bahwa situasi terkini di Majene banyak korban yang tertimpa bangunan roboh, terutama di desa. Keadaan ini diperparah dengan hujan dan angin kencang sejak Kamis (14/1/21) siang yang membuat pergerakan pemerintah setempat dan relawan terhambat. “Sehingga sangat membatasi semuanya. Pergerakan semuanya gitu, dan itu rata,” kata Bustan.

Berdasarkan informasi Bustan, titik utama gempa berada di kecamatan Malunda, wilayah paling utara Kabupaten Majene dan Kecamatan Tapalang, wilayah paling selatan Kabupaten Mamuju. Korban luka di dua kecamatan tersebut, kata Bustan, sangat memprihatinkan karena termasuk daerah pelosok. “Desa sekali, sehingga di sana hanya ada Pustu (puskesmas pembantu) dan Puskesmas jadi sangat kewalahan,” kata Bustan.

Baca juga: Sulawesi Utara Diguncang Gempa

Selain pemerintah pusat, Bustan juga berharap provinsi tetangga terlibat dalam penanganan bencana ini. Sebagai wilayah baru, kata Bustan, birokrasi di Sulawesi Barat terbilang kecil. Ia meminta pemerintah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Timur yang berdekatan dengan provinsi Sulawesi Barat segera mengulurkan bantuan.

“Enggak mungkin bisa menjangkau persebaran warga yang sudah berpencar nggak karu-karuan di mana mana ini,” ucap Bustan. Hingga Jumat petang, listrik di Majene masih padam. Jaringan seluler memang sudah berangsur pulih, tapi hanya di beberapa wilayah yang bisa digunakan dengan baik.

Bustan sendiri, yang bertugas di ibu kota kabupaten, sedang mengungsi. Ketika ditelepon, ia berada di dekat bukit, mengantisipasi gempa susulan dan potensi tsunami. Sementara itu, keluarganya berada di daerah pelosok kecamatan Malunda.

Sementara itu, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, dan sejumlah anggota TNI telah bertolak ke Mamuju, Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1/21) untuk meninjau korban dampak gempa. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles