Kemenag akan Gelar Sidang Isbat Awal Ramadan 1446 Hijriah pada Akhir Februari
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=64&q=75)
![kemenag_akan_gelar_sidang_isbat_awal_ramadan_1446_hijriah_pada_akhir_februari](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F10-02-2025%2Fkemenag_akan_gelar_sidang_isbat_awal_ramadan_1446_hijriah_pada_akhir_februari_2025-02-10_21-44-25_9860.jpg&w=1920&q=75)
Ilustrasi bulan dan planet. (f:net/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Kementerian Agama (Kemenag) RI berencana akan menggelar sidang Isbat pada Jumat (28/2/25) mendatang. Sidang Isbat itu dilakukan untuk menetapkan awal puasa atau tanggal agar menjadi acuan umat muslim di Indonesia. Dalam hal ini, Menteri Agama, Nasaruddin Umar dijadwalkan yang akan memimpin proses berlangsungnya sidang Isbat tersebut.
Pemantauan hilal dilakukan di seluruh Kanwil Kemenag dengan agenda sidang isbat yakni proses pemantauan hilal atau rukyatul hilal juga akan dilaksanakan di sejumlah titik yang tersebar di Indonesia.
Kantor Wilayah Kemenag akan terlibat dalam pemantauan hilal tersebut. Sehingga terakumulasi hasil hisab dan rukyat dari sejumlah wilayah untuk dipaparkan langsung saat sidang Isbat.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad mengatakan prosesi sidang Isbat akan berlangsung di Auditorium HM Rasjidi, Kementerian Agama, Jakarta Pusat. Sidang Isbat ini juga akan menghadirkan para stakeholder dan pemangku kepentingan yang berhubungan dengan kebijakan penentuan awal Ramadan.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sidang ini akan dihadiri dari berbagai pihak, termasuk perwakilan ormas Islam, MUI, BMKG, ahli falak, serta perwakilan dari DPR dan Mahkamah Agung," ujarnya di Jakarta, Senin (10/2/25) yang dikutip dari laman resmi Kemenag.
Menurut Abu Rokhmad, terdapat tiga rangkaian sidang Isbat yang akan digelar nantinya. Pertama, pemaparan data posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi. Kedua, verifikasi hasil rukyatul hilal dari berbagai titik pemantauan di Indonesia.
"Ketiga, yakni musyawarah dan pengambilan keputusan yang akan diumumkan kepada publik Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menunggu hasil sidang isbat dan pengumuman pemerintah terkait awal Ramadan 1446 Hijriyah," ujarnya.
Menurut Rokhmad, hal ini sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 2 tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
“Kita berharap umat Islam di Indonesia bisa mengawali Ramadan tahun ini secara bersama-sama," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah (Urais Binsyar) pada Ditjen Bimas Islam Kemenag, Arsad Hidayat menyebut kondisi astronomi di wilayah Indonesia, pada saat sidang Isbat digelar nanti. Adapun ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia sudah di atas ufuk antara 3 derajat 5,91’ hingga 4 derajat 40,96’, dengan sudut elongasi antara 4 derajat 47,03’ hingga 6 derajat 24,14’.
"Dengan kriteria ini, secara astronomi, ada indikasi kuat bahwa hilal akan terlihat,” ucap Arsad. (kompas/hm18)
![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=256&q=75)