23.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Hanya 30 Persen PNS yang Adopsi Cara Kerja Digital

Jakarta, MISTAR.ID

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, mengklaim bahwa hanya 30 persen aparatur sipil negara (ASN)/ pegawai negeri sipil (PNS) yang telah mengadopsi cara kerja digital. Pernyataan ini disampaikannya dalam Indonesia Digital Summit 2023 pada Selasa (28/11/23).

Budi Arie Setiadi menekankan pentingnya mengubah pola pikir kerja dengan menerapkan digitalisasi, dan menyarankan langkah transformasi menuju digitalisasi harus dimulai dari tubuh pemerintah.

“Meskipun pemahaman terhadap digitalisasi di pemerintahan telah meningkat, aspek budaya baru, etika baru, dan manajemen yang hati-hati juga penting,” jelas Budi.

Untuk meningkatkan pola pikir digital di kalangan ASN, Budi Arie Setiadi menilai pentinganya memberikan literasi digital secara berkelanjutan. Ia melihatnya sebagai langkah yang esensial mengingat perkembangan teknologi yang terus berlanjut.

Baca juga: Mahasiswa Unimed Diingatkan Hindari Cancel Culture di Era Digitalisasi

“Perkembangan teknologi akan terus berlanjut, dan untuk mengantisipasinya, literasi digital perlu terus ditingkatkan di kalangan ASN,” lanjutnya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa teknologi digital menjadi tantangan bagi pasar tenaga kerja, membuka lapangan kerja baru sekaligus menghilangkan pekerjaan tertentu.

Negara G20 turut membahas tantangan digitalisasi, dan Sri Mulyani menggarisbawahi pentingnya peningkatan keterampilan bagi pekerja dalam menghadapi perubahan ini.

“Pekerja harus dapat beradaptasi, mengikuti pelatihan, serta magang menjadi suatu keharusan. Program seperti Kartu Pra Kerja dianggap sebagai langkah terobosan pemerintah untuk menjembatani kebutuhan ini, meskipun belum sempurna,” jelas Sri.

Baca juga: Gaungkan Digitalisasi, Pelaku UMKM Gunakan QRIS

Sri Mulyani menyampaikan, dalam menghadapi disrupsi pasar tenaga kerja akibat digitalisasi, dibutuhkan upaya training dan retraining.

“Mengingat dampaknya dapat memberikan keuntungan finansial sekaligus membawa potensi bencana finansial,” jelasnya. (cnbc/hm20)

Related Articles

Latest Articles