20.5 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Mahasiswa Unimed Diingatkan Hindari Cancel Culture di Era Digitalisasi

Medan, MISTAR.ID

Membangun pandangan mahasiswa akan pentingnya mental health (kesehatan mental) di era digitalisasi, mahasiswa diharapkan membuka cakrawala berpikir agar menjadi pondasi kuat dalam kehidupan.

Melalui dialog publik tentang kesehatan mental di era digitalisasi yang diadakan Senat Mahasiswa (SEMA) Unimed bersama Forum Mahasiswa Labura, Jumat (17/11/23) lalu Ketua SEMA Ahmad Danil Lubis mengapresiasi karena saat ini kehidupan di dunia kampus sangat penuh dinamika.

“Harapannya dengan dialog publik ini bisa membuka cakrawala berpikir teman-teman mahasiswa agar lebih aktif dan produktif lagi dalam mengakselerasikan gerakan yang positif,” ujarnya, Senin (20/11/23).

Dialog publik yang dihadiri 216 mahasiswa di gedung Digilib lantai 4 Unimed ini, diisi oleh 3 narasumber. Selain Puji Latuferissa selaku Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Sumut, hadir pula Rosramadhana yang merupakan seorang akademisi antropolog, ditutup dengan Erni Ariyanti Sitorus merupakan anggota DPRD Sumut.

Baca Juga : Resmikan Pojok Statistik Unimed, Layanan Kolaboratif BPS Medan dan Perguruan Tinggi

Rosramadhana menyampaikan pentingnya mahasiswa menjaga kesehatan mental. “Mahasiswa harus menjaga kehidupan di dunia kampus, salah satunya dengan tidak menjadi cancel culture,” tuturnya.

Sedangkan Puji Latuferissa mengingatkan mental health berkaitan dengan kondisi hidup.

Sementara, Erni Ariyanti Sitorus menyampaikan pentingnya sifat kepemimpinan dari dalam diri mahasiswa sebagai landasan menjaga mental health mereka. “Sebab kalau bukan diri sendiri yang peduli mau siapa lagi,” ucapnya.

Ia mengapresiasi kegiatan dialog publik ini, sebab kalau sudah bicara mental health erat kaitannya dengan kondisi hidup tutur. Para mahasiswa diingatkan untuk senantiasa menjaga kehidupan di dunia kampus, salah satunya dengan tidak menjadi cancel culture.

Ketua SEMA Unimed berharap kegiatan tersebut dapat diaplikasikan di kehidupan mahasiswa, sebab mental health adalah pondasi awal perjuangan mahasiswa jika tidak ada pondasi di sebuah bangunan, maka akan rubuh bangunan tersebut. (dinda/hm24)

Related Articles

Latest Articles