26.2 C
New York
Friday, July 5, 2024

Brain Cipher Ungkap Alasan Mengapa Serang Data PDNS

Jakarta, MISTAR.ID

Brain Cipher yang mengaku sebagai hacker dan menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 mengatakan pihaknya melakukan penyerangan ke pusat data karena ingin memberi ‘pelajaran’ kepada pemerintah tentang pentingnya investasi mahal di sektor teknologi. Brain juga ingin menguji keamanan sistem di Indonesia.

“Kenapa kami menyerang pusat data? Seperti yang Anda tahu, pusat data adalah industri teknologi tinggi yang membutuhkan investasi besar. Setiap orang yang menjalankan bisnis ini harus mengetahui hal tersebut,” ungkap Brain Cipher di akun perusahaan siber StealthMole, seperti dilansir dari cnn, Jumat (5/7/24).

“Dalam kasus ini, serangan sangat mudah dilakukan. Kami hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membongkar data dan mengenkripsi beberapa ribu terabyte informasi,” lanjut mereka.

Lanjutnya, Brain mengatakan jika serangan mereka seharusnya membuat semua orang mengerti pentingnya spesialis yang berkualitas dalam dunia teknologi.

Baca juga: Data PDSN Diretas, PTN di Medan: Web Kita Aman

“Kami berharap serangan kami menjelaskan kepada Anda betapa pentingnya merekrut spesialis yang berkualifikasi,” tambahnya.

Pihaknya memastikan, serangan ke pusat data tidak terkait politik.

“Tidak terkait konteks politik, hanya dites dengan pasca-bayar,” lanjutnya.

Brain Cipher menawarkan kunci dekripsi gratis tanpa perlu membayar tebusan. Mereka menyediakan tautan untuk mendownload dekripsi tersebut secara publik beserta cara penggunaannya.

Hingga kini, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) belum memberikan konfirmasi terkait tawaran Brain Cipher ini.

Baca juga: Kemendikbudristek Punya Data Cadangan, Peretasan PDNS Tak Berdampak ke USU

Sementara itu, pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, mencurigai adanya misi terselubung dari Brain Cipher. Dia mencurigai kemungkinan adanya malware atau program perusak yang disisipkan dalam ‘kunci gratis’ tersebut.

“Kalau Brain Cipher memberi software-nya juga, dia berbaik hati bikin, kita curiga. Bisa saja dia menyelipkan [malware]. Jadi, kita mesti hati-hati,” ujar Alfons. (cnn/hm20)

Related Articles

Latest Articles