Medan, MISTAR.ID
Penyandang disabilitas tuna netra, Simon Petrus Tarigan (35), telah menggeluti bisnis minyak urut tradisional Karo sekitar dua tahun.
Simon menyebutkan, minyak tradisional itu adalah produk buatan sendiri yang dikembangkannya bersama dengan Kelompok Usaha Bisnis Inklusi (Kubik).
Sebelum memproduksi minyak dengan lebih serius, Simon mengaku sudah menggunakannya untuk pekerjaan, mengingat ia juga membuka usaha panti pijat sejak 2014.
“Dulu saya hanya buat untuk kebutuhan kerja di panti pijat saya, tapi akhirnya saya mulai produksi lebih banyak dan dijual,” katanya, pada Sabtu (14/12/24).
Baca juga: Anak Tuna Netra Raih Cumlaude di UHKBP Nommensen
Simon menjelaskan, setiap produksi, ia dapat membuat hingga 10 kilogram minyak yang setara dengan lebih dari 100 botol.
“Sekali produksi itu bisa menghasilkan 100 botol lebih, itu bisa dibuat dalam satu hari saja,” ungkapnya.
Namun, meskipun jumlah produksi bisa banyak, penjualannya tidak bisa diprediksi.
“Kami lebih sering menjual minyak ini saat ada pertemuan atau event tertentu saja,” tambahnya.
Proses pembuatannya dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan yang dibeli langsung oleh Simon.
Dengan harga Rp15.000 per botol, Simon mengatakan belum pernah menjual produknya secara online. Namun usahanya ini telah menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Baca juga: Kisah Brigzon Purba, Tuna Netra Melek Politik dan Hobi Musik
Ia juga mengaku bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah persaingan yang ketat, terutama di daerah tempat tinggalnya di Sibiru-Biru yang banyak juga yang membuat produk sejenis.
“Saingan kami cukup banyak, apalagi di tempat tinggal kami sana banyak yang juga memproduksi minyak Karo,” ucapnya.
Meskipun begitu, Simon tetap optimis. Ia berharap, semakin banyak orang yang mengenal produknya yang diberi nama Minyak Karo Jumpa Rejeki, sehingga semakin banyak pula manfaat yang dapat dirasakan oleh orang lain.
“Harapan saya minyak ini bisa semakin dikenal, laris, dan bermanfaat untuk banyak orang,” tutupnya. (susan/hm27)
