16.4 C
New York
Sunday, May 19, 2024

Tandai Kesehatan Mental, Remaja Sering Melakukan Self-Diagnosed

“Masalah kesehatan mental yang paling banyak muncul berupa depresi, gangguan kecemasan, melukai diri sendiri (non-suicidal self-injury) serta masalah gangguan perilaku (conduct disorder),” jelas Irna Minauli.

Kemudian yang menjadi faktor lainnya, banyak remaja yang merasa tidak aman (insecure) terhadap dirinya, tubuhnya, pendidikan serta kondisi kehidupannya. Ditambah ketidakjelasan akan masa depan kehidupan memperparah kondisi kesehatan mentalnya.

“Mereka sering tidak siap menghadapi realita di luar sana bahwa ternyata banyak yang lebih baik dibandingkan dirinya banyak remaja yang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain. Sementara, pola asuh dalam keluarga ketika dia masih kanak-kanak cenderung membuat remaja diperlakukan bak putri raja atau sang pangeran,” katanya.

Baca juga : Tragedi Kekerasan Seksual di Medan, Begini Penjelasan Psikolog

Anak menjadi kurang memiliki resiliensi, daya tahan untuk bangkit kembali ketika dihadapkan pada kegagalan. Hal ini lantaran orang tua yang cenderung memfasilitasi semua keinginan anak, membuat anak tidak terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri. .

“Kemampuan konsentrasi yang sangat rendah karena rentang perhatian yang kurang. Akibatnya, perhatiannya sangat mudah teralihkan,” pungkasnya.

Selain itu, masalah yang paling sering muncul adalah adanya gangguan perhatian atau ADHD (Attention-deficit Hyperactivity Disorder) sehingga banyak remaja yang kurang mampu memusatkan perhatiannya pada tugas akademis. (dinda/hm18)

Related Articles

Latest Articles