Medan, MISTAR.ID
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Hasan Matsum menyambangi tokoh Tionghoa senior Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Indra Wahidin di kediamannya yang berada di Komplek Tasbi, Jalan Setia Budi, pada Sabtu (10/2/24) siang.
Hal tersebut tentunya dilakukan saat perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini. Meski memiliki perbedaan kepercayaan, Hasan mengatakan, hal tersebut merupakan hal yang wajar, karena menurutnya sebagai bentuk menghormati perbedaan.
“Kita saling menghormati perbedaan yang ada. Dalam Alquran disebutkan, kalau Tuhan menghendaki, Tuhan bisa saja menciptakan agama itu satu. Tapi Allah itu menciptakan kita berbeda-beda, itu fitrah,” ujarnya kepada awak media.
Baca juga:Berbagi Angpao, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Imlek di Siantar
“Mari kita jaga bersama, tidak hanya di Sumut, tapi Indonesia secara luas kita jaga kerukunan dan kedamaian demi keutuhan bangsa dan negara,” tambahnya.
Menurut Hasan, makna persaudaraan adalah salah satu yang harus dijunjung tinggi guna bisa menghormati sebuah perbedaan.
“Persaudaraan ini kan ada tiga. Ada persaudaraan aqidah dan persaudaraan sebangsa, beliau ini sebangsa sama saya. Dan ada persaudaraan juga sesama manusia kita saling menghormati dan menghargai. Kalau hari ini ini beliau mengundang saya untuk Imlek. Tidak ada hubungannya dengan ibadah-ibadah tertentu,” ungkapnya.
Baca juga:Tujuh Pecinan Direkomendasikan untuk Penikmat Budaya Tionghoa selama Imlek
Dalam kesempatan itu, Hasan mengajak agar seluruh masyarakat bisa tetap menjaga kerukunan umat beragama. “Ya mari kita jaga kerukunan umat beragama, berbeda itu fitrah, yang tak boleh berpecah belah,” tutupnya. (iqbal/hm16)
