18.7 C
New York
Sunday, June 2, 2024

Rantai Perdagangan Satwa Liar Ancam Kesehatan Manusia

Medan, MISTAR.ID

Resiko penularan penyakit dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis) di rantai pasar perdagangan satwa liar dapat mengancam kondisi kesehatan.

Senior Technical Advisor Surveillance and Risk Analysis Food and Agricullture Organization (FAO ECTAD Indonesia), drh. Ali Rizqi Arasyi mengatakan bahwa perdagangan satwa liar di pasar basah menjadi praktik umum yang dijumpai di salah satu daerah di Indonesia.

“Jadi di Indonesia itu ada secara terang-terangan yang menjual satwa liar, pasar tersebut berupa pasar khusus satwa liar atau kombinasi dengan pasar unggas hidup, sebagian besar perdagangan ini bersifat legal, jelasnya di FISIP USU, Senin (27/5/24).

Kemudian drh. Ali menyampaikan beberapa permasalahan terkait resiko penyakit di sepanjang rantai pasar.

Baca juga: BKSDA Sumut Musnahkan Satwa Liar Hasil Sitaan dan Penyerahan Warga

“Seperti adanya kontak erat manusia dengan hewan atau kotoran, kemudian pencampuran spesies, termasuk ternak dari sumber yang berbeda. Kondisi yang padat dan stress meningkatkan kerentanan terhadap penyakit dan memfasilitasi penularan pathogen,” ungkapnya.

Selain itu drh Ali yang juga seorang dokter hewan mengatakan bahwa kurang lebih 72 persen penyakit EID berasal dari satwa liar.

“Dan ini potensinya lebih berbahaya pada pemburu dan aktivitas pengepul, penularan patogen dapat terjadi melalui konsumsi daging satwa liar, kontaminasi air dan makanan oleh air liur atau kotoran satwa liar,” tuturnya. (dinda/hm17)

Related Articles

Latest Articles