Dikatakan Shohibul, jika dalam debat politik itu untuk membidik rekam jejak individu yang bertanggung jawab atas urusan negara dalam bidang yang menjadi materi debat, maka pelaksanaan debat itu menjadi tak relevan.
Terlebih lagi, jika posisi Anies atau Ganjar menjadi Presiden atau Menteri Pertahanan, mereka juga akan menghadapi tantangan yang sama.
“Selain memberi argument baru dalam narasinya, Anies dan Ganjar berusaha memanfaatkan evaluasi publik yang tercantum dalam berbagai hasil kajian termasuk pemberitaan media. Misalnya, tentang kebijakan, mekanisme dan biaya pembelian alutsista,” jelasnya saat dihubungi mistar.id.
Baca juga :Â Dua Panelis Debat Capres dari Unhan Diminta untuk Diganti
Ia menuturkan jika diperhatikan reaksi Prabowo terhadap kritik Anies lebih terasa emosional daripada responnya terhadap Ganjar.
Menurutnya, ini menarik perhatian, mengingat kedua kandidat lainnya juga turut meruntuhkan harapan Prabowo untuk mendapatkan keunggulan electoral dari debat ini.
“Jika tak boleh menyasar rekam jejak orang yang bertanggung jawab atas urusan negara dalam bidang yang dijadwalkan sebagai materi debat putaran ketiga, debat tak perlu diselenggarakan. Keempat, jika Anies yang hari ini menjadi Presiden atau Menteri Pertahanan Indonesia, hal yang sama akan dihadapinya. Begitu juga Ganjar,” ujarnya.
