17.5 C
New York
Monday, April 29, 2024

Peringati Hari Bumi, Aktivis Lingkungan di Medan Serukan Aksi Perubahan Iklim

Medan, MISTAR.ID

Dalam rangka memperingati hari bumi sedunia yang jatuh pada Senin (22/4/24) para aktivis lingkungan menggelar seruan aksi di bahu jalan Lapangan Merdeka, Kota Medan.

Seruan ini dilakukan dengan mengelilingi bundaran lapangan sambil melakukan long march, pembacaan puisi, aksi teatrikal yang menampilkan bola dunia dan petani serta penampilan musik.

Koordinator aksi, Taufik mengatakan beberapa lembaga yang bergabung dalam aksi tersebut.

“Jadi disini kita ada beberapa lembaga yang berkolaborasi yaitu Mitra Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Green Justice Indonesia (GJI) dan Mahasiswa pecinta alam,” katanya kepada pada Mistar.id.

Baca juga: Komisi IV DPRD Medan Siap Fasilitasi Masyarakat dengan Pemko untuk Kelola Sampah Jadi Ekonomis

Aksi ini, kata dia, bertujuan untuk mensosialisasikan perubahan iklim yang merupakan tantangan, bukan ancaman.

“Jika sepuluh tahun atau dua puluh tahun ke depan iklim tidak diatasi dengan cara yang signifikan dan intens, kita akan krisis ekonomi, pangan, sangat mengerikan. Jadi kami di sini ingin mengajak masyarakat untuk bisa beradaptasi dengan iklim ini tadi sehingga kita bisa hidup berdampingan dan berkelanjutan,” jelasnya.

Lebih lanjut Taufik menambahkan, bahwa saat ini cuaca sangat panas, padahal sepuluh dan dua puluh tahun lalu, tidak pernah seperti ini.

Baca juga: Kurikulum Merdeka Pengaruhi Penurunan Jumlah Siswa Lulus SNBP 2024

“Atau boleh kita cek ke desa-desa hasil panen sudah mulai berkurang dan lahan yang tidak berkurang atau bertambah, jadi kami ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk beradaptasi mungkin dari hal-hal kecil untuk mengurangi energi seperti meminimalisir penggunaan handphone dan televisi dan sudah harus menggunakan shower saat mandi,” ungkapnya.

Taufik juga menjelaskan teatrikal yang menampilkan adegan petani yang sedang dieksploitasi oleh korporat.

“Saat ini petani-petani sedang di eksploitasi seperti harga pupuk yang tidak turun-turun, tapi hasil panen selalu turun naik, seperti tarik ulur,” ujarnya. (Dinda/hm22)

Related Articles

Latest Articles