23.4 C
New York
Friday, July 5, 2024

Penjahit Atta Riaman, Berawal dari Passion Menjadi Sumber Pendapatan

Baca Juga : Kios Penjahit Pakaian di Pasar Horas Dibongkar Maling, Dua Unit Mesin Jahit Hilang

Meski lapaknya hanya sepetak teras kos-kosan, Atta dapat menyelesaikan jahitan sekitar sepuluh hingga lima belas pakaian per bulan. Upah yang dia terima berkisar mulai dari Rp100 ribu sampai Rp1,8 juta per pakaian.

Jenis baju yang dijahit Atta antara lain gaun, kebaya, baju pengantin, kemeja lengan panjang, lengan pendek dan celana. Hingga kini Atta mengaku pelanggannya lebih banyak dari kalangan wanita.

Atta tak pernah mempromosikan usahanya dari media sosial, ia mengatakan bahwa pelanggannya bisa bertambah karena promosi dari mulut ke mulut. “Nggak (posting medsos). Boleh cek nanti Instagram aku ya. Banyak yang nanya kenapa ga posting di sosial media? Malas aku posting di sosial media. Banyak pelanggan ku dari mulut ke mulut saja memang,” sebutnya bangga.

Sebelumnya, Atta mengontrak kamar kos di Gang Langgar, Petisah Hulu dan sudah memiliki banyak pelanggan. Naas, kebakaran pada tahun 2019 menghanguskan seluruh isi rumahnya tanpa sisa.

Tekad kuat untuk bangkit, dengan modal kecil sekitar Rp2 juta membeli alat dan mesin jahit second, Atta kini bisa memperoleh penghasilan bersih hingga Rp3 juta per bulannya. “Harapan dan kerinduannya sih punya butik sendiri sih cuma masih belum dapat yang pas gitu sih,” tutupnya.

Baca Juga : Tren lain di Korea: Operasi Kosmetik Garis Rambut Mirip Idola K-pop

Ditemui terpisah, Elizabeth, penjahit yang sudah 10 tahun berkiprah mengatakan tantangan yang dihadapinya selama ini adalah permintaan model-model terbaru dari pelanggan. “Cuma itu bagi saya sih punya tantangan tersendiri ya untuk gali ilmu untuk belajar lagi,” ucapnya.

Zabeth–begitu ia dipanggil–mengaku bahwa jahitannya akan ramai pada Natal dan Tahun Baru. Ketika jahitannya sedang sepi, ia memiliki pekerjaan lainnya untuk menambah penghasilan.

“Kalau pas sepi banget saya kerjain yang lain. Seperti cari tambahan seperti jualan online. Itu saya lakukan kalo sangat sepi. Namanya usaha wajar sih ya menurut aku kalau ada masanya. Karena tidak ada usaha yang rame terus,” tuturnya.

Untuk harga jahitan, Zabeth mengatakan tergantung dengan model dan budget yang dikeluarkannya. “Buat harga tergantung model gitu sih aku. Penghasilan per bulan kalau lagi ramai seperti bulan 12 gitu bisa Rp6 juta ke atas. Kalau sepi Rp2 juta ke bawah. Modal awal aku dulu, lumayan ya. Untuk kursus jaman dulu tiga bulan bayar Rp5 juta. Selanjutnya untuk perlengkapan mesin benang gunting semua lah kurang lebih Rp10 jutaan,” terangnya. (susan/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles