20.5 C
New York
Tuesday, June 25, 2024

Panglima Denai dan Makam Keramat Kuda, Apa Kaitannya?

Deli Serdang, MISTAR.ID

Makam Keramat Kuda di Jalan Datuk Keramat Tualang Puso, Desa Amplas, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, sering dikaitkan dengan sosok Panglima Denai. Dari sekitar pemakaman itu disebut sering terdengar suara derap sepatu kuda.

Selasa (18/6/24) pagi, di area makam, di perbukitan antara jalan becek dan hutan, seorang pria paruh baya ditemani anjingnya sedang membersihkan tangga menuju makam. Dingin pagi tak membuatnya hilang energi.

“Orang sering bilang dengar suara derap kuda dari sini. Udah cerita lama. Saya sendiri belum pernah dengar langsung,” ungkap Hasan Basri (53), warga sekitar sekaligus pembersih makam, kepada mistar.

Baca juga: Pemuda Tertusuk di Seputar Makam Pahlawan Medan Diduga Jadi Korban Begal

Di area itu terdapat dua bukit, di sebelah kiri terdapat empat makam dan di kanannya ada satu makam yang cukup panjang. Menurut Hasan, makam yang panjang itu adalah makam dari Datuk Alang Tualang Puso Syeikh Abdullah.

Penjaga makam, Pendi Nasution (65) menjelaskan, banyak cerita yang berkembang justru datang dari pengunjung makam.

“Orang yang datang ke sini beragam. Termasuk ‘orang pintar’. Mereka menerawang dan menelusuri sejarah makam dan mengaitkan dengan berbagai hal. Termasuk tentang Panglima Denai. Cerita-cerita itu yang banyak beredar di masyarakat,” ungkap Pendi kepada mistar.

Syeikh Abdullah, kata Pendi, merupakan tokoh yang menyebarkan agama Islam di Sumatera Utara pada masa lampau. Kisah ini diceritakan secara turun temurun.

Baca juga: Makam Pendiri Kota Medan Punya 2 Nisan, Begini Ceritanya

“Konon, sekitar tahun 1800-an Raja Kerajaan Denai saat itu dan para panglimanya, berguru pada Syeikh Abdullah. Salah satu dari panglima tersebut adalah Panglima Denai. Panglima terkuat sekaligus benteng utama pertahanan,” lanjutnya.

Saat ini, Panglima Denai menjadi nama salah satu jalan di Kota Medan. Meski literaturnya minim, banyak masyarakat yang percaya bahwa Panglima Denai di masa lalu adalah tokoh besar dan punya pengaruh yang besar pula.

“Sangat sulit melacak sejarah mengenai Panglima Denai karena minimnya catatan sejarah di Tanah Melayu. Salah satu sebabnya karena tradisi lisan yang kuat di masa lalu sehingga yang tertulis dan tercatat sangat sedikit,” jelas budayawan dan sejarawan, Handoko FZ, kepada Mistar.

Pria lulusan Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan, di Indonesia banyak tokoh yang punya sepak terjang bagus tapi tidak tercatat. Ditandai dengan banyaknya makam-makam keramat di berbagai daerah yang tidak diketahui siapa pemiliknya. Kisah-kisah tersebut hanya dituturkan dari cerita turun temurun.

Baca juga: Ini 25 Desa Pariwisata yang Unggul dan Kreatif di Kabupaten Dairi

“Kita harus melek sejarah, karena sejarah adalah tonggak sebuah peradaban. Sebab itu, validasi sangat penting. Terutama di era sekarang, banyak informasi yang bisa kita dapat dengan mudah dan tidak diketahui sumber pastinya,” lanjut Handoko.

Pendi sendiri mengaku tidak berani mengklaim bahwa yang ada di sini adalah makam Panglima Denai. Karena yang ia tahu, makam tersebut milik Datuk Alang Tualang Puso Syeikh Abdullah. Pun dengan keempat makam di sebelahnya, tak ada catatan pasti, salah satu makam tersebut milik Panglima Denai.

Matahari semakin tinggi, banyaknya pohon yang rimbun, menutup dan melindungi area ini dari terik siang. Seolah menutup rapat-rapat juga sejarah di sebaliknya. Tak ada data selain cerita. Tak ada validasi selain konfirmasi. (maulana/hm17)

Related Articles

Latest Articles