9.6 C
New York
Sunday, May 5, 2024

Meski Ada Erupsi, Harga Cabai Tetap Turun

Medan, MISTAR.ID

Meskipun Sinabung sempat erupsi untuk waktu yang cukup panjang. Namun harga cabai di tingkat pedagang pengecer tetap bergerak dengan kecenderungan menurun.

Seperti yang dikatakan salah satu pedagang sayur di Pasar Simpang Limun Medan, Aat harga cabai merah bukannya naik tapi turun. “Erupsi Gunung Sinabung belakangan ini tidak berpengaruh pada cabai merah, malahan turun sekarang di harga Rp 20.000 per kg biasanya di harga Rp 25.000 an. Tapi memang beberapa hari ini harga tomat yang naik lagi jadi Rp 8.000 sampai Rp 10.000 per kg. Biasanya Rp 5.000 sampai Rp 8.000 per kg,” terangnya pada Harian Mistar, Senin (24/8/20).

Menurut Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin sejak terjadinya erupsi harga cabai merah ataupun  cabai rawit sama-sama turun saat ini. Dikatakannya harga cabai rawit yang sempat bertahan di level Rp 34.000 per kg, saat ini turun dikisaran Rp 25.000 hingga 28.000 per kg nya.

Baca juga: Akhir Pekan, Harga Ayam Tembus Rp40.000 Per Kg

“Sementara cabai merah, Meskipun masih relatif stabil di kisaran Rp 25.000 an per kg, namun sejumlah pedagang sudah menjual cabai dengan harga yang lebih miring dikisaran Rp 20.000 ribu per kg nya saat ini. Nah, diperkriakan dalam waktu dekat di pekan ini, cabai merah bisa saja kembali lagi melemah dikisaran Rp 20 ribuan per kg atau mungkin saja bisa lebih buruk lagi,” ungkap Gunawan.

Baca juga: Edy Rahmayadi Minta Kabupaten/Kota Prioritaskan Komoditas Pangan

Diungkapkan Gunawan, hal ini terjadi lantaran belanja masyarakat yang melemah di bulan Muharam ini menjadi pemicu memburuknya harga sejumlah kebutuhan pangan masyarakat tersebut.

“Jadi sekalipun ada erupsi sebelumnya, permintaan yang turun tidak membuat harga kebutuhan pangan masyarakat beranjak naik. Selain demand yang melambat tersebut, persediaan cabai juga banyak dibanjiri dari luar wilayah Sumatera Utara (Sumut) seperti Aceh maupun Jawa,” jelasnya.

Berbeda halnya dengan harga cabai, harga daging sapi justru tetap stabil sekalipun permintaan turun cukup signifikan. Selama Muharam permintaan daging sapi bisa saja turun mencapai 30% lebih. Tetapi harga daging sapi masih mampu di pertahankan karena memang harga pokok penjualannya tidak begitu jauh berbeda dibandingkan harga daging sapi di tingkat pedagang pengecer.

“Harga daging sapi sejauh ini masih stabil dalam rentang Rp 110.000 hingga Rp 120.000 per kg. Berbeda dengan daging sapi, penurunan konsumsi pada daging ayam justru membuat harga daging ayam mengalami kenaikan. Kenaikan harga daging ayam ini sesuai dengan prediksi kita. Bahwa peternak akan mengatur stoknya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga harganya relatif bisa dikendalikan untuk tidak mengalami penurunan. Sementara harga daging ayam saat ini dijual dikisaran Rp27.000 an  per kg. Dari sebelumnya yang sempat Rp 25.000 ribu per kg sekitar sepekan yang lalu,” paparnya.

Disisi lain, sambungnya harga bawang putih mengalami kenaikan hingga ke level Rp24.000 per kg saat ini.  Harga bawang putih bergerak ke atas seiring dengan stok yang mulai menurun. Untuk harga bawang putih ini memang tidak memiliki hubungan antara erupsi, produksi petani, ataupun gangguan cuaca. Karena mayoritas didatangkan dengan cara impor.

Baca juga: Gunung Sinabung Kembali Erupsi, Tinggi Kolom Abu 1.000 Meter

“Secara keseluruhan perkembangan harga pangan di bulan Agustus ini bergerak landai, dengan tetap memunculkan potensi deflasi. Selama Muharam ini, diyakini Sumut akan dibayangi deflasi. Ditambah penyebaran Covid-19 dengan bulan sakral selama Suro (Muharam) membuat belanja masyarakat benar-benar berada di titik terendah setiap tahunnya,” pungkasnya. (Anita)

Related Articles

Latest Articles