18.4 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Masih Ada Harapan Indonesia Memiliki Pers Berkualitas

Medan, MISTAR.ID

Ditengah gempuran media sosial dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, perkembangan media massa sempat diragukan. Menyusul dengan banyaknya media massa konvensional harus gulung tikar.

Persoalan media massa kian konfleks dengan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media massa oleh sebab kemunduran nilai karya jurnalistik, seperti berita hoak, klickbite dan lainnya.

Persoalan ini menjadi pembahasan yang cukup tajam dalam seminar Konvensi Nasional Media dalam rangkaian hari pers nasional, Rabu (8/2/23), di Hotel Mercure, Medan.

Baca Juga: Tim Medis RS Haji dan RS Adam Malik Siapkan Standar Dokter Kepresidenan di HPN 2023

Seminar ini menghadirkan sejumlah narasumber nasional, baik dari Google, Dewan Pers dan para praktisi media. Dalam pertemuan itu, meski media massa memasuki massa yang cukup sulit, namun sejumlah narasumber tetap yakin masih ada harapan Indonesia memiliki pers yang berkualitas.

Sejumlah Narasumber yang hadir diantaranya Nazwa Sihab, dari Narasi TV, Adi Prinsntio Redpel Kompas, Arif Zulkifli anggota Dewan pers yang juga Redaktur Tempo. Dan dalam sesi sebelumnya hadir perwakilan Google, Radar Cirebon dan lainnya.

“Jurnalisme yang berkwalitas itu ibarat menyadari betul, bahwa ia akan mendayung diantara karang, sesuatu yang berat namun harus dilakukan demi memberikan hak publik untuk mendapatkan informasi yang benar dan terpercaya,” ujar Arif Zulkifli.

Baca Juga: Hadiri HPN, Presiden RI Jokowi Tiba di Kota Medan

Ia menambahkan, untuk merawat jurnalisme yang berkwalitas, maka jurnalis tidak boleh menbebek dengan penguasa. Arif pun mengegaskan bahwa release bukanlah produk jurnalis yang berkualitas.

Hal tersebut ditambahkan Nazwa Sihab, bahwa perkembangan teknologi jangan menjadikan fungsih jurnalis melemah, justru harus menjadi penunjang. Banyak narasumber yang saat ini menggunakan media sosialnya untuk menyatakan sikapnya, tetapi tugas jurnalis bukan sekedar menulisnya, tetapi jalankanlah fungsih jurnalistik itu, dengan menghimpun data, menganalisis dan bahkan investigasi. Itu yang membuat karya jurnalistik menjadi berkwalitas.

“Jurnalis harus mampu memenuhi otoritasnya, ia bukan sekedar broker, membuka fakta bukan dusta apalagi propaganda. Kerja-kerja jurnalis haruslah Independen dan bertanggung jawab untuk kebenaran. Itu yang membedakan dia dari yang lain,” tegas Nazwa Sihab.

Baca Juga: PWI Sebut HPN 2023 di Sumut Terbaik

Ditambahkan Adi Prinantio dari Kompas, masa depan jurnalisme yang berkualitas masih ada. Asal media bisa menjaga profesionalismenya, dengan menjaga sistem kerja, pola kerja serta tetap menjaga profesionalisme wartawannya.

Diakui Adi Prinsntio bahwa era teknologi banjir informasi. Namun sebagai jurnalis, ia harus menjalankan jurnalisme kaki dan jurnalisme otak. Artinya, seorang jurnalis harus turun kelapangan dan menggunakan otaknya untuk menganalisa. Jurnalis harus menjaga akurasi berita, kejelasan, independensi. Dengan demikian ia menghasilkan konten atau informasi yang berbeda. (rika/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles