23.8 C
New York
Wednesday, May 8, 2024

Lintas Eksponen 98 Minta Pemko dan BRGM Selamatkan Belawan Agar Tak Tenggelam

Belawan, MISTAR.ID

Presidium Lintas Eksponen 98 berkunjung ke Belawan dan meminta pemerintah daerah serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) lebih serius dan peduli untuk menyelamatkan Belawan agar tidak terancam tenggelam.

Sejumlah anggota Presidium Lintas Eksponen 98 Sumut di antaranya, Rafdinal, Tengku Yans Fauzi dan Rommy Sanjaya saat berkunjung ke Belawan ditemui pengurus Forum Anak Belawan Bersatu (FABB).

Kedatangan mereka untuk melakukan observasi dan investigasi pendahuluan guna melihat kondisi nyata yang terjadi berkaitan dengan bencana banjir rob yang kerap melanda wilayah Medan Utara tersebut.

Baca Juga:TNI AL Evakuasi 4 ABK KM Aina Jaya di Perairan Belawan

Pada kesempatan itu beberapa mantan aktivis 98 Sumatera utara itu didamping ketua umum FABB R Khairil Chaniago, sekretaris umum Oktapiandi dan ketua bidang pemanfaatan kawasan pesisir dan perikanan Haris Safii.

Saat berdialog dengan masyarakat di Belawan, mereka mengungkapkan apa saja faktor-faktor penyebab hingga Belawan dan kecamatan lainnya di Medan Utara mengalami nasib yang cukup memprihatinkan.

Rafdinal mengatakan, situasi Medan Utara, khususnya Belawan, saat ini ternyata tidak berada dalam kondisi yang menguntungkan bagi masyarakat yang mendiaminya.

Baca Juga:Sungai Belawan Meluap, Kampung Lalang Banjir

“Padahal kita tahu bahwa Belawan adalah pintu gerbang wilayah barat perekonomian nasional, sebuah kota kecil tetapi mampu memberikan kontribusi finansial yang cukup besar, baik bagi daerah dan nasional. Ini mengindikasikan Pemko Medan dan Provinsi Sumut gagal dalam mengelola salah satu kota pelabuhan terbesar di Indonesia ini,” tuturnya.

Indikasi kegagalan tersebut cukup jelas terpampang di depan mata. Banyak wilayah Belawan dilanda air pasang laut atau dikenal dengan istilah banjir rob. Hal ini sewajarnya tidak perlu terjadi jika kepekaan pemerintah tinggi dalam melakukan telaah akar masalah dan upaya penyelesaiannya,” ujar aktivis yang kerap di panggil Buya tersebut.

Rafdinal menegaskan, lazimnya kerusakan yang terjadi pada sebuah zona utama tidak terlepas dari rusaknya zona penyangga atau buffer zone.

Baca Juga:Super Blood Moon, Banjir Rob Belawan Genangi Ribuan Rumah Warga

Jika dilihat dari fungsi dan perannya, Kota Belawan adalah sebuah zona utama. Zona penyangganya adalah kawasan ekosistem mangrove di Kelurahan Sicanang dan Bagan Deli, serta dua kawasan ekosistem mangrove di sisi timur dan baratnya, yaitu wilayah Sungai Dua dan Paluh Kurau yang saat ini secara dominan mengalami alih fungsi menjadi areal pertambakan dan perkebunan kelapa sawit.

Sederhananya adalah jika Pemko Medan dan Pemrovsu memiliki komitmen untuk menata Belawan, maka sikapi dengan lebih serius kerusakan yang terjadi di zona penyangga tersebut. Yakni dengan melakukan upaya-upaya pemulihan kawasan mangrove dan pengaturan zonasi serta pengawasan yang berkeadilan pada lingkungan dan masyarakat.

“Jangan sampai untuk keuntungan ekonomi segelintir orang, kemudian menyebabkan puluhan ribu masyarakat mengalami kerugian. Ini juga perlu menjadi catatan untuk Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) agar tidak menutup mata atas apa yang terjadi di kawasan utara Medan ini,” ujarnya. (kamaluddin/hm14)

Related Articles

Latest Articles