Koptu HB Dua Kali Mangkir di Kasus Rico Sempurna, Kasdam: Sekali Lagi Tinggal Upaya Paksa


Kasdam I/Bukit Barisan Brigjen Refrizal. (f: matius/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Prajurit Kodam I/Bukit Barisan, Koptu HB diketahui sudah dua kali mangkir dalam sidang kasus kematian wartawan asal Karo, Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) dan majelis hakim Pengadilan Negeri Kabanjahe sepakat untuk menghadirkan Koptu HB sebagai saksi.
Menanggapi hal itu, Kasdam Kodam I/Bukit Barisan, Brigjend Refrizal mengatakan jika kali ketiga Koptu HB tidak hadir, maka akan dilakukan upaya paksa.
“Nanti akan pastikan lagi apakah ada panggilan ke sidang atau tidak. Kalau yang bersangkutan sudah tiga kali mangkir, tinggal upaya paksa. Makanya nanti saya cek itu, kalau memang ada surat pemanggilan trus dia nggak datang, kenapa? Kenapa nggak datang kan gitu,” ujar Refrizal, Rabu (19/2/25) malam.
Refrizal juga menanggapi terkait bukti-bukti baru yang diajukan oleh anak Rico Sempurna Pasaribu, Eva Pasaribu.
“Ada prosedur hukum yang harus ditaati, harus diikuti dan dilaksanakan. Kalau memang salah ya harus divonis,” ujarnya mengakhiri.
LBH Medan Sebut Alasan Koptu HB Tidak Logis
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Irvan Saputra menyebut, alasan dari Koptu HB tidak hadir dalam persidangan sangat tidak logis. Pihaknya menduga Koptu HB hanya memberikan alasan guna menghindari pemeriksaan di Persidangan.
“Bahkan alasan tersebut terkesan diada-adakan. Dimana jauh-jauh hari Koptu HB telah menerima panggilan JPU hingga dua kali. Maka seyogyanya tidak ada lagi alasan tersebut,” ucap Irvan, Kamis (20/2/25) pagi.
LBH Medan juga menduga, jika Pangdam I/BB Mayjen Rio Firdianto, tidak serius menyelesaikan kasus ini. Jika melihat adanya penundaan sidang sebanyak dua kali ini, menunjukkan ketidak seriusan Kodam I/BB dalam menyelesaikan permasalahan ini. Serta, diduga adanya upaya melindungi anggotanya.
“Dugaan melindungi anggota tersebut juga dikuatkan karena hingga sampai saat ini Pomdam I/BB tidak memeriksa ketiga terdakwa yaitu Bebas Ginting ala Bulang, dan kawan-kawannya,” ujar Irvan.
Dijelaskan Irvan, pemeriksaan terhadap Koptu HB, pertama kali dijadwalkan pada Senin (10/2/25) lalu. Saat itu, majelis hakim menunda persidangan pemeriksaan Koptu HB, dimana yang bersangkutan tidak bisa hadir dengan alasan baru pindah tugas ke Galang dan adanya pergantian pimpinan di Batalyon.
Mendengar hal itu, majelis hakim kembali menjadwalkan sidang pada Senin (17/2/25). Namun, pada sidang lanjutan ini, Koptu HB kembali mangkir. Dari keterangan Jaksa, Koptu HB tidak hadir dengan alasan belum mendapatkan izin dari Pangdam I/BB.
“Disampaikan JPU kepada majelis hakim ada ketentuan apabila prajurit TNI ingin dipanggil ke persidangan haruslah melalui mekanisme tertentu yaitu harus ada izin dari Pangdam I/BB,” ujar Irvan mengakhiri. (matius/hm20)
PREVIOUS ARTICLE
Kondisi Paus Fransiskus Stabil, Mulai Pulih dari Pneumonia Ganda