19.8 C
New York
Saturday, June 15, 2024

Harapan dan Kenyataan KIP-K yang Tak Sinkron

Medan, MISTAR.ID

Program Kartu Indonesia Pintar – Kuliah (KIP-K) merupakan bantuan biaya pendidikan dari pemerintah bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang akan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.
Bantuan itu dikhususkan kepada mahasiswa yang memiliki potensi akademik bagus tapi memiliki keterbatasan ekonomi.

Beberapa waktu lalu sempat viral mengenai mahasiswa KIP-K namun memiliki gaya hidup hedon. Tak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut membawa kekecewaan dan rasa kesal di hati para mahasiswa.

Gaby, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta Kota Medan, bercerita tentang KIP-K yang tidak tepat sasaran di lingkungan perkuliahan.

Baca juga: Penerima KIP Kuliah Tak Tepat Sasaran Disinyalir Terjadi Secara Nasional

“Ada temanku seperti itu. Kuliahnya di [kampus] negeri. Pake hape iPhone, terus sering-sering nongki. Ya bisa dibilang agak hedonlah. Sedangkan mahasiswa lain yang sebenarnya lebih membutuhkan KIP-K itu, malah ga dapat,” ungkapnya kepada mistar, Jumat (14/6/24).

“Lebih parahnya, aku liatnya gimana yaa… kok bisa gitu, ada orang yang se-effort itu sampai minjam rumah orang untuk di foto supaya bisa lolos KIP-K,” sambungnya lagi.

Hendro Susanto, anggota Komisi E DPRD Sumatera Utara, menjelaskan sejatinya KIP-K ditujukan untuk mahasiswa kurang mampu atau keluarga yang memiliki kartu Program Keluarga Harapan (PKH).

“Namun kita melihat faktanya, banyak mahasiswa yang seharusnya pantas mendapatkan bantuan program KIP-K ini, namun mereka tidak mendapatkannya, dikarenakan sesuatu hal dan lainnya,” katanya saat dihubungi mistar, Jumat (14/6/24).

Baca juga:UGM Lacak Info Mahasiswa Penerima KIP Kuliah Tak Tepat Sasaran

Hendro menyesalkan bahwa ada orang-orang yang sesungguhnya mampu secara ekonomi, justru menjadi penerima KIP.

“Ini bertentangan dari program KIP, jelas kita tolak. Hal ini tidak boleh terjadi dan ini bentuk pelecehan terhadap makna KIP itu sendiri. Ini tak boleh terjadi lagi. Tidak boleh terjadi lagi penyalahgunaan KIP,” tegasnya.

Hendro juga meminta kampus-kampus tidak memotong uang saku mahasiswa yang punya KIP.

“Tak boleh ada kampus yang memberi sesuatu kepada pemberi KIP. KIP ini ga boleh dijual. Dan lebih tegas lagi kita mau, ga boleh ada yang menyalahgunakan KIP, menjual KIP atau memotong, ga boleh!” Pungkasnya.(susan/hm17)

Related Articles

Latest Articles