Saturday, May 3, 2025
home_banner_first
MEDAN

Guru Besar USU: Kecurangan UTBK karena Ketidakpercayaan pada Sistem Seleksi

journalist-avatar-top
Jumat, 2 Mei 2025 15.19
guru_besar_usu_kecurangan_utbk_karena_ketidakpercayaan_pada_sistem_seleksi

Guru Besar Bidang Ilmu Komunikasi USU, Prof. Iskandar Zulkarnain. (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Guru Besar Ilmu Komunikasi USU, Prof. Iskandar Zulkarnain, menilai persaingan yang ketat dan ketidakpercayaan terhadap keadilan sistem seleksi menjadi faktor utama munculnya praktik kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) 2025.

"Jika siswa meragukan keadilan dan transparansi proses ujian, mereka mungkin merasa bahwa kecurangan adalah satu-satunya jalan untuk sukses. Ini sering kali menunjukkan adanya tekanan luar biasa untuk mencapai hasil yang baik,” katanya saat dihubungi Mistar, Jumat (2/5/2025).

Untuk mencegah kecurangan serupa di masa depan, Iskandar memberikan sejumlah solusi konkret, salah satunya peningkatan teknologi.

“Dengan menggunakan teknologi seperti kamera CCTV, memonitor ruang ujian secara real-time dan mengembangkan perangkat lunak yang dapat mendeteksi kecurangan, seperti plagiarisme atau penggunaan perangkat tidak sah,” ucapnya.

Kemudian, memberikan pelatihan khusus dan membentuk sistem evaluasi kinerja bagi pengawas ujian agar lebih bertanggung jawab.

“Mengadakan program sosialisasi tentang pentingnya integritas akademik dan konsekuensi dari kecurangan, lalu menerapkan pendidikan karakter di sekolah-sekolah untuk membentuk sikap jujur sejak dini juga penting,” katanya.

Ia juga menekankan adanya proses seleksi yang ketat. Kemudian penerapan verifikasi identitas biometrik serta penyusunan soal ujian yang bervariasi agar setiap peserta mendapat pertanyaan yang berbeda.

“Kolaborasi dengan lembaga independen atau melibatkan ahli teknologi informasi untuk memastikan sistem ujian aman dari kecurangan,” ujarnya.

Iskandar menyarankan agar panitia menyediakan saluran pengaduan anonim agar siswa atau pengawas dapat melaporkan kecurangan tanpa takut akan konsekuensi.

Selanjutnya, melakukan evaluasi menyeluruh setelah ujian untuk mengidentifikasi potensi celah dalam pengawasan dan proses.

“Dengan menerapkan solusi-solusi ini, diharapkan pengawasan UTBK dapat ditingkatkan, sehingga integritas ujian dapat terjaga dan kualitas pendidikan di Indonesia dapat meningkat,” tuturnya. (susan/hm25)

REPORTER:

RELATED ARTICLES