Dari hasil pengawasan, untuk di 41 Puskesmas yang ada di wilayah Kota Medan tidak ada temuan karena melakukan pendampingan terhadap rencana kebutuhan obat di Puskesmas.
“Ada rapat bulanan yang kita lakukan dengan pengelola obat di Puskesmas. Sehingga kita dapatkan tidak ada lagi penimpaan di perencanaan obat. Sudah diantisipasi tidak ada yang double pembelian,” ujarnya.
Sementara untuk di apotek dan toko obat sendiri ada beberapa temuan sehingga dipanggil dan dilakukan pertemuan kecil saja.
Baca juga:Â Kemenkes Ingatkan Pengelola Farmasi Jaga Mutu Obat dan Patuhi Aturan, Minimal 3 Orang Apoteker
“Alhamdulillah, temuannya tidak berat. Hanya saja di apotek ada dijumpai binatang seperti kucing di steling itu tidak boleh dan sudah kita sampaikan pada pemilik apoteknya. Lalu, ada juga rak yang tidak tersusun rapi dimana obat berat di atas dan obat ringan di bawah. Itu bisa menimbulkan risiko kecelakaan terhadap SDM di apotek maupun apoteknya sendiri. Sudah kita beri tahu dan dampingi bahwa obat berat susunanya di bawah,” terangnya.
Ada juga apotek yang dijumpai dalam penyimpanan obat masih berantakan. Sehingga diberikan waktu seminggu dan sudah dirapikan dimana bukti pembenahan apotek di serahkan ke Dinkes Medan.
“Alhamdulillah sudah rapi dan buktinya sudah kita lihat,” pungkasnya. (Anita/hm20)
