14.4 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Dilaporkan ke Polda Sumut, RS Murni Teguh Bantah Adanya Dugaan Malapraktek

Medan, MISTAR.ID

Pihak Rumah Sakit Memorial Hospital (MTMH) dilaporkan ke Polda Sumatera Utara (Poldasu) oleh seorang pasien dugaan malapraktik. Hal ini pun dibenarkan Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi.

“Oiya benar, LP (laporannya) baru masuk. Laporannya sudah diterima,” ujar dia kepada Mistar, Selasa (20/12/22) malam.

Menurut dia, saat ini penyidik sedang meneliti laporan korban. “Sedang diteliti oleh penyidik,” jawab dia.

Baca Juga:Duh! Kaki Kiri yang Sakit Tapi Kaki Kanan Dioperasi, Pasien Laporkan Oknum Dokter di Medan ke Polisi

Saat ditanya sudah berapa saksi yang diperiksa dalam laporan ini, Hadi mengaku belum melakukan pemeriksaan saksi. “Saksi belum ada diperiksa,” jelasnya.

Sementara itu, Rumah Sakit Memorial Hospital (MTMH) membantah tudingan dugaan malapraktik yang dilakukan oleh oknum dokter PS terhadap seorang pasien berinisial ES warga Kota Sibolga.

Melalui kuasa hukumnya Refman Basri, Selasa (20/12/22) malam menyatakan jika tudingan tersebut tidaklah benar. Sebab, menurutnya antara pihak rumah sakit maupun pasien yang terjadi hanyalah kesalahpahaman.

“Sebenarnya hanya kesalahpahaman saja. Saat itu pasien datang ke rumah sakit dengan mengeluhkan kaki kirinya yang sakit. Namun setelah dilakukan Rontgen atau X Ray ditemukan kaki kiri yang dikeluhkan pasien masih dalam keadaan bengkak, sehingga tidak bisa dilakukan operasi. Namun kemudian karena ditemukan kondisi kaki kanan pasien juga bermasalah maka dilakukanlah operasi tersebut,” jelasnya.

Namun jelas Refman, sebelum melakukan operasi, dokter sudah menjelaskan kondisinya terlebih dahulu kepada pasien. Karena itu, sambungnya, masalah yang terjadi ini semua hanya salah paham saja, bahkan saat ini pasien masih dirawat di RS Murni Teguh dengan kondisi yang mulai pulih.

“Dari awal kita sudah menjalin atau melakukan pendekatan terkait perbedaan persepsi ini dengan pasien. Tapi terakhir pasien membuat laporan ke Polda Sumut,” katanya.

Baca Juga:Malpraktik Pilkada Yang Perlu Diwaspadai

Dia menyebutkan, baik RS Murni Teguh dan dr PS juga siap bertanggungjawab sesuai keilmuannya terhadap tindakan medis yang dilakukan kepada pasien ES. Karena, tambahnya, tindakan operasi yang dilakukan sudah sesuai prosedur.

“Biarlah bergulir laporan polisi yang telah dilaporkan pasien ke Polda Sumut. Kita siap jika dipanggil,” tandasnya.

Dalam klarifikasinya, dr PS menjelaskan pada 23 November 2022 pasien masuk dengan diagnosa tendinopathy achilles (tumbuh tulang di pergelangan kaki).

“Dari pemeriksaan sebelumnya (MRI) terdapat osteofit dan sudah dilakukan fsioterapi selama dua bulan tapi tidak ada perbaikan, sehingga diputuskan untuk operasi karena nyeri dan selama ini pasien berjalan dengan menggunakan tongkat,” jelasnya.

Lalu pada hari yang sama tepatnya pukul 18.00 WIB, lanjutnya, dilakukan prosedur operasi eksisi osteofit (mengikis tulang tumbuh) dengan tim bedah Murni Teguh. Yakni, Intra operasi dilakukan pemeriksaan foto X Ray dengan C-Arm untuk melihat ukuran tulang yang tumbuh dan dijumpai tulang yang tumbuh di kaki kanan lebih panjang dari yang kiri serta kondisi kaki kiri bengkak.

“Operasi yang dilakukan dengan akses tumit kaki kanan dengan panjang tiga cm dan punggung kaki sepanjang dua cm mengikis tulang yang tumbuh untuk menghilangkan rasa nyeri yang ada dikemudian hari dan kaki kiri karena masih bengkak saat operasi, tidak dilakukan tindakan dan diberikan obat-obatan terlebih dahulu,” terangnya.

Kemudian, pada hari yang sama pukul 19.30 WIB operasi terhadap ES selesai. Lalu, pada 24 November 2022 tepatnya pukul 17.30 WIB, dia mengunjungi pasien ES dan menjelaskan kembali perihal sisi kanan dan kiri serta memberikan suntikan pada sisi kiri karena dikatakan pasien masih sakit.

“Kondisi luka pasien diperiksa, dari awal operasi hingga tanggal 28 November 2022 adalah kering dan baik,” ungkapnya.

Baca Juga:Rumah Sakit Haji Medan Pastikan Pelayanan 24 Jam Selama Nataru

Dia mengaku terus memantau pasien ES. Tepatnya pada 6 Desember 2022 pukul 18.00, dr PS kembali mengunjungi pasien ES seperti yang dilakukannya tiap hari sejak selesai operasi.

“Saya memeriksa luka pasien sudah kering dan dilakukan pelepasan benang jahit total serta dilakukan fisioterapi keesokan harinya,” imbuhnya.

Keesokan harinya, dr PS kembali mengunjungi pasien ES dengan kondisi sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri dan memakai tongkat serta meminta plester luka tetap ditempel agar tidak basah kena air.

“Kita pasti lakukan yang terbaik, hanya saja pada hakikatnya manusia itu ciptaan Tuhan jadi kesembuhan itu di tangan yang di atas. Tapi tetap kita berusaha secara maksimal, kita berharap pasien pulih secepat mungkin,” harapnya. (saut/hm12)

Related Articles

Latest Articles