Bajaj Kembali Ramaikan Transportasi Kota Medan


bajaj kembali ramaikan transportasi kota medan
Medan, MISTAR.ID
Kendaraan roda tiga Bemo alias Bajaj, yang sudah lama dihapuskan kembali hadir meramaikan transportasi Kota Medan. Transportasi berbasis aplikasi dan manual ini hadir dengan kondisi lebih nyaman dibanding sebelumnya.
Muhammad Fa’a Soji Sekhi Harefa, salah seorang pengemudi yang berhasil ditemui Mistar, mengungkapkan bahwa kehadiran Bajaj di Kota Medan membawa suasana baru.
“Dulu saya adalah seorang sopir betor, tapi beralih menjadi sopir Bajaj karena saya tertarik untuk mencari hal baru,” katanya di Lapangan Merdeka Medan, Kamis (28/11/24).
Dia mengaku mengetahui keberadaan transportasi melalui sosialisasi dari pengemudi betor (becak bermotor).
Baca juga:Menuju Transportasi Modern, Kota Medan Segera Miliki Mastran Bus Listrik
“Diundang para ketua pengemudi becak (betor) untuk mensosialisasikan ini. Lalu ada beberapa tukang becak beralih menjadi supir bajaj. Dari situlah awalnya saya tau Bajaj di Medan. Dari ketua lalu disosialisasikan kepada anggota becak,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Soji, pengemudi diizinkan melalui seluruh rute di Kota Medan, Deli Serdang, dan Kota Binjai.
Lebih lanjut dijelaskannya, ada beberapa cara agar penumpang bisa menggunakan jasa transportasi ini.
“Pemesanan bisa dilakukan melalui aplikasi. Tapi kalau gak punya aplikasi bisa offline juga bisa,” tuturnya.
Baca juga:Medan Pilot Project Program Penataan Transportasi Perkotaan
Untuk saat ini, jumlah armada Bajaj yang ada di Kota Medan ada 200 unit, namun yang beroperasi baru 25 unit.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa menjadi supir transportasi ini. “Yang utama tentu SIM C, sama seperti sepeda motor. Lalu KTP, dan Kartu Keluarga,” jelasnya.
Kendaraan ini juga dilengkapi dengan charger ponsel, radio, speaker, “Bentuknya memang seperti Vespa, tapi sebenarnya lebih seperti mobil, karena ada rem tangannya dan bisa juga jalan mundur,” pungkasnya.
Selama menjadi pengemudi Bajaj ini, Soji mengungkapkan rata-rata dia mengisi bensin sekitar 5 liter atau Rp50.000 sehari.
“Sebenarnya gak begitu untung tapi gimana lagi. Kalau pendapatan tidak bisa saya katakan berapa,” ungkapnya.
Terpisah, salah seorang pengemudi betor, Juman Pi’i, mengaku tidak merasa tersaingi dengan kehadiran transportasi Bajaj ini.
Baca juga:Warga Kota Medan Sambut Gembira Penambahan Armada Bus Listrik
“Justru kami senang. Saya sebenarnya ingin juga menjadi sopir Bajaj tapi namanya orang tua, buta teknologi jadi itu menjadi kendala,” ungkapnya.
Pi’i juga menyampaikan bahwa ini menjadi bentuk kolaborasi dengan pengemudi betor dan bukan saingan.
“Harapan saya untuk calon Wali Kota Medan agar memperhatikan kami tukang becak ini. Karena becak ini kan ikon Kota Medan,” tuturnya.
Seorang warga juga mengungkapkan antusiasnya dengan adanya bajaj ini.
“Aku bilang sih bagus aja dengan adanya Bajaj. Jadi lebih praktis dibanding dengan kendaraan umum lainnya,” katanya. (amita/hm17)