Tuesday, April 15, 2025
home_banner_first
KESEHATAN

Mengenal Pendarahan Otak, Penyebab Titik Puspa Meninggal Dunia

journalist-avatar-top
Kamis, 10 April 2025 19.43
mengenal_pendarahan_otak_penyebab_titik_puspa_meninggal_dunia

Ilustrasi Pendarahan Otak (Foto: RS Bunda)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Artis legendaris Indonesia, Titik Puspa, meninggal dunia, Kamis (10/4/2025). Dia meninggal di RS Medistra Jakarta karena pendarahan otak beberapa hari lalu selepas syuting di salah satu televisi swasta.

Apa Sebenarnya Pendarahan Otak itu?

Mengutip laman Rumah Sakit Universitas Indonesia, rs.ui.ac.id, otak merupakan organ tubuh yang sangat penting dan otak diperdarahi oleh banyak pembuluh darah. Pembuluh darah tersebut berisi sel darah merah yang berfungsi untuk mengantarkan nutrisi dan oksigen ke otak.

Perdarahan otak adalah kondisi pendarahan lokal di jaringan otak yang disebabkan oleh pecahnya arteri atau pembuluh darah otak. Kondisi ini dapat menyebabkan jaringan otak sekitarnya mati atau bengkak yang dapat mengakibatkan kematian.

Apa Saja yang Menyebabkan Perdarahan Otak?

Salah satu penyebab perdarahan otak adalah stroke hemoragik, yaitu kondisi pecahnya pembuluh darah di otak. Hal tersebut mengganggu aliran darah ke bagian otak sehingga otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi sehingga sel-sel pada sebagian area otak akan mati. Kondisi demikian menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.

Masih mengutip dari laman rs.ui, stroke hemoragik dapat disebabkan oleh hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi merupakan kondisi yang paling sering menyebabkan perdarahan otak. Tekanan aliran darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.

Penyebab lain adalah aneurisma. Aneurisma adalah melemahnya dinding pembuluh darah yang dapat membengkak dan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah.

Selain itu,penyebab lainnya adalah kelainan pembuluh darah. Kelainan pembuluh darah atau malformasi arteriovenosa adalah hubungan yang terbentuk secara tidak normal antara arteri dan vena. Kelainan bawaan ini dapat menyebabkan kelemahan dan pecahnya pembuluh darah.

Penggunaan Obat Pengencer Darah

Peningkatan penggunaan terapi pengencer darah pada populasi lansia telah menyebabkan kasus perdarahan otak yang lebih tinggi. Obat pengencer darah salah satunya warfarin meningkatkan risiko perdarahan otak lima kali lipat. Beberapa studi memperkirakan bahwa 18% kasus perdarahan otak yang dirawat di rumah sakit berkaitan dengan penggunaan warfarin. Fakta yang menarik adalah sebagian besar perdarahan pada pasien dengan warfarin terjadi dalam batas terapi yang direkomendasikan.

Di samping beberapa faktor di atas, faktor-faktor lain yang meningkatkan risiko stroke hemoragik di antaranya merokok, penggunaan kontrasepsi oral (terutama dengan kadar estrogen tinggi), asupan alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan terlarang, serta komorbid lainnya seperti diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, dan penyakit jantung.

Penyebab perdarahan otak lainnya adalah trauma atau cedera kepala. Trauma kepala adalah gangguan struktur dan fungsi otak yang disebabkan oleh benturan atau kekuatan mekanik eksternal. Kondisi tersebut dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung sehingga menyebabkan adanya gangguan fungsi saraf seperti fisik, kognitif, dan psikososial, baik sementara maupun permanen.

Jika Anda mengalami benturan keras pada kepala, maka Anda harus waspada. Kondisi ini dapat memicu pendarahan di otak yang seringkali tidak terdeteksi. Trauma kepala merupakan penyebab paling umum perdarahan otak pada usia muda. Di Amerika Serikat, trauma merupakan penyebab kematian utama untuk kelompok usia <45 tahun dan lebih dari setengahnya disebabkan oleh cedera kepala.

Penanganan

Penanganan pada kasus pecah atau rusaknya pembuluh darah otak tergantung pada penyebab, tingkat keparahan, gejala dan kondisi medis pasien. Penanganan dapat berupa pemberian obat hingga tindakan operatif.

Pemberian obat dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan tekanan darah dan tekanan di dalam otak. Penurunan tekanan darah dan tekanan di otak secara agresif dan berkelanjutan menggunakan infus intravena dan monitor berkala harus dilakukan.

Di samping itu, pembedahan atau operasi dapat dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf jika diperlukan. Tindakan operatif umumnya dilakukan jika perdarahan otak telah berada pada kondisi yang berat atau terdapat patah tulang tengkorak yang mencederai otak.

Selain itu, rehabilitasi medis mungkin saja diperlukan untuk mengembalikan dan memperbaiki kondisi fisik dan fungsi saraf yang terganggu. Penanganan dengan segera akan dapat menyelamatkan jiwa. []



REPORTER: