Sunday, January 19, 2025
logo-mistar
Union
KESEHATAN

Lelaki Lama Berumah Tangga Picu Penyebab Kerumitan Kehamilan

journalist-avatar-top
By
Monday, October 2, 2023 14:16
10
lelaki_lama_berumah_tangga_picu_penyebab_kerumitan_kehamilan

lelaki lama berumah tangga picu penyebab kerumitan kehamilan

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Riset the Women’s Health Institute at Rutgers Robert Wood Johnson Medical School menyatakan, lelaki terlambat berumah tangga atau menunda mempunyai anak akan memiliki buah hati dengan risiko kesehatan dan komplikasi kehamilan pada pasangannya.

Studi itu menemukan laki-laki berumur 45 tahun ke atas bisa mengalami penurunan kesuburan dan mendudukkan pasangannya pada risiko komplikasi yang meningkat, contohnya diabetes gestasional, preeklampsia hingga kelahiran prematur.

Lalu bayi lahir dari bapak yang lebih tua didapati berbahaya lebih tinggi merasakan kelahiran prematur, kelahiran terlambat, kesehatan rendah, berat lahir rendah, kejadian kejang baru lahir meningkat dan cacat lahir, seperti penyakit jantung bawaan maupun langit-langit mulut sumbing.

Baca juga: Koyo KB Tawarkan Cara Praktis Cegah Kehamilan

Saat  dewasa, anak-anak ini ditemukan mempunyai peluang peningkatan kanker anak, gangguan kejiwaan dan kognitif sampai autisme.

Pendalam itu menelaah  40 tahun penelitian mengenai faktor umur orang tua terhadap kesuburan, kehamilan hingga kesehatan anak-anak. Para peneliti menemukan kemungkinan efek kesehatan yang bisa dimunculkan

Direktur Penelitian, Gloria Bachmann, mengatakan, walaupun secara luas diterima bahwa perubahan fisiologis yang terjadi pada perempuan setelah 35 tahun dapat mempengaruhi konsepsi, kehamilan dan kesehatan anak. Umumnya pria tidak menyadari usia lanjut bisa mempunyai akibat yang serupa.

Baca juga: Berikut 5 Tips Kurangi Risiko Kehamilan, Anak Muda Wajib Baca!

Dalam dunia kesehatan sekarang belum ada definisi yang jelas mengenai kapan usia ayah yang rawan dimulai, jika selama ini wanita diingatkan diperingatkan umur 35 tahun ke atas merupakan usia rentan untuk baru mulai menikah dan memiliki anak atau menunda memiliki anak. Hal serupa juga direkomendasikan bagi pria.

Bachmann mengaitkan temuan dimaksud dengan penurunan alami testosteron terjadi sejalan dengan penuaan, serta degradasi sperma dan kualitas semen  lebih buruk. Namun menurut dia, sejumlah korelasi membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Hasil penelitian dimaksud sudah dipublikasikan dalam jurnal Maturitas dengan judul Maternal, infant and childhood risks associated with advanced paternal age The need for comprehensive counseling for men, termasuk dapat diakses secara online. (spr/hm16)

journalist-avatar-bottomRedaktur Jansen Siahaan