11.8 C
New York
Monday, May 6, 2024

Tujuh Polisi Kolombia Tewas Diserang Kelompok Gerilyawan

Bogota, MISTAR.ID

Tujuh anggota kepolisian di Kolombia tewas akibat ledakan yang ditimbulkan dari kelompok gerilya, Jumat (2/9/22) di wilayah Huila, barat Kolombia. Berdasarkan keterangan resmi pemerintah, kejadian ini merupakan salah satu serangan terbesar kepada pasukan keamanan pemerintah sejak Gustavo Petro menjabat sebagai presiden pada awal Agustus lalu.

Menanggapi serangan itu, Petro mengutuk tegas perbuatan dari para gerilyawan. Menurutnya, tindakan tersebut merupakan upaya sabotase untuk upaya perdamaian yang telah dilakukannya.

“Dengan tegas, saya menolak serangan menggunakan bahan peledak yang terjadi di San Luis, Huila,” kata Petro via cuitan di akun Twitternya, Sabtu (3/9/22) waktu setempat.  “Tindakan tersebut merupakan murni sabotase terhadap upaya perdamaian total. Saya telah memerintahkan otoritas untuk menuju wilayah tersebut dan menangani proses investigasi,” lengkap Petro.

Baca juga: Dugaan Penipuan Pajak, Penyanyi Kolombia Shakira Dituntut 8 Tahun Penjara

Pihak kepolisian dan Kejaksaan Agung Kolombia mengatakan bahwa tujuh petugas polisi telah tewas akibat serangan tersebut, dan satu di antaranya terluka berat. Usai kejadian itu, Petro dilaporkan telah berangkat menuju Neiva, ibukota wilayah tersebut bersama dengan Menteri Pertahanan dan pihak otoritas lain untuk melangsungkan pertemuan keamanan demi menyikapi persoalan itu.

Petro tidak menyebutkan nama pelaku serangan itu, tetapi mengindikasikan seorang pengkhianat dari kelompok gerilya Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC), yang kini mengerahkan operasinya di wilayah tersebut, menurut keterangan pihak keamanan, dikutip dari media, Sabtu (3/9/22).

Petro sendiri merupakan mantan anggota kelompok gerilya 19th of April Movement (M-19), dan telah berjanji untuk mengakhiri konflik antar spektrum politik yang telah terjadi selama 60 tahun di Kolombia.

Ia juga mengupayakan untuk menginisiasi perdamaian total dengan memulai pembicaraan bersama para pemberontak sayap kiri National Liberation Army (ELN). Sebelum ini, ia juga mengupayakan sebuah perjanjian damai kepada mantan pejuang gerilya FARC pada 2016, namun ditolak.

Petro kemudian resmi menjabat sebagai Presiden ke-34 Kolombia pada 7 Agustus 2022 lalu. Ia menggantikan Iván Duque yang duduk di kursi Presiden pada periode 2018-2022.

Baca juga: Presiden Kolombia Terpilih Merupakan Mantan Gerilyawan dan Tokoh Kiri

Menurut keterangan resmi dari pemerintah Kolombia, beberapa kelompok kontra pemerintah di Kolombia telah menolak upaya perdamaian yang diinisiasi oleh mantan pemimpinnya.

Dilansir dari media, beberapa nama prominen pimpinan kelompok itu juga dinyatakan tewas beberapa waktu terakhir, yang banyak di antaranya terlibat dalam pertempuran di wilayah perbatasan dengan Venezuela.

Persoalan sistemik yang terjadi di Kolombia telah terjadi selama beberapa dekade. Konflik yang melibatkan pemerintah Kolombia, gerilyawan sayap kiri, serta para paramiliter sayap kanan, dan geng penyelundup narkoba itu setidaknya telah menewaskan 450.000 orang dalam rentang waktu 1985 hingga 2018. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles