18.6 C
New York
Monday, April 29, 2024

Tiga Orang Penduduk Afrika Barat Meninggal Akibat Virus Ebola

Conakry, MISTAR.ID
Virus Ebola kembali muncul di negara Guinea Afrika Barat pada, Minggu (14/2/21). Akibatnya, tiga orang meninggal dunia disebabkan virus itu. Ketiga korban meninggal setelah mengalami diare, muntah dan pendarahan usai menghadiri pemakaman di subprefektur Goueke.

Dan saat ini, mereka yang masih hidup telah diisolasi di pusat perawatan. “Menghadapi situasi ini dan sesuai dengan peraturan kesehatan internasional, pemerintah Guinea mengumumkan epidemi Ebola,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Senin (15/2/21).

Dalam kluster pemakaman itu, jenazah yang dimakamkan merupakan seorang perawat di pusat kesehatan setempat dan meninggal setelah dipindahkan untuk perawatan ke Nzerekore, sebuah kota dekat perbatasan dengan Liberia dan Pantai Gading.

Nzerekore sendiri merupakan salah satu tempat yang dicurigai tempat di mana virus itu pertama kali berada, mengingat lokasinya yang berada di perbatasan.

Baca Juga:WHO Kabarkan Wabah Virus Ebola Kembali Merebak di Kongo

Memerangi Ebola lagi akan memberikan tekanan tambahan pada pelayanan kesehatan di Guinea karena mereka juga memerangi pandemi Covid-19. Guinea sejauh ini mencatat 14.895 infeksi virus corona dan 84 kematian.

Virus Ebola menyebabkan muntah dan diare parah dan menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh. Virus ini memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada Covid-19.

Tidak seperti virus corona, Ebola tidak ditularkan oleh pembawa asimtomatik (tanpa gejala). Kementerian mengatakan, petugas kesehatan sedang mencoba untuk melacak dan mengisolasi kontak kasus Ebola dan akan membuka pusat perawatan di Goueke, yang berjarak kurang dari satu jam berkendara dari Nzerekore.

Sementara itu, dalam kesempatan lainnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan keprihatinannya mengenai kembalinya Ebola.

Baca Juga:Jumlah Terinfeksi Wabah Ebola di Kongo Bertambah Jadi 12 Orang

“Merupakan keprihatinan yang sangat besar untuk melihat kebangkitan kembali Ebola di Guinea, sebuah negara yang telah sangat menderita karena penyakit tersebut,” Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, seperti dikutip dalam sebuah pernyataan.

Mengingat seberapa dekat wabah baru itu ke perbatasan, WHO bekerja dengan otoritas kesehatan di Liberia dan Sierra Leone untuk meningkatkan kapasitas pengawasan dan pengujian, kata pernyataan itu.

Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 di wilayah Sudan Selatan. Virus itu tercatat memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi hingga hampir 90%.

Mengenai vaksin, pengembangan vaksin pertama virus Ebola, rVSV-ZEBOV, telah berhasil dipecahkan pada Desember 2019. Namun sejauh ini vaksin itu baru disuntikkan ke 100 ribu orang.(cnbc/hm10)

Related Articles

Latest Articles