Bangkok, MISTAR.ID

Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengumumkan pada hari Selasa (22/4/2025), negosiasi perdagangan antara Thailand dan Amerika Serikat, yang semula dijadwalkan pada 23 April, telah ditunda.

Hingga kini, belum ada penjelasan resmi mengenai alasan penundaan tersebut.

Sebelumnya, Thailand telah mempersiapkan diri untuk menghadapi tarif impor baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

Pada awal April, AS mengumumkan rencana penerapan tarif sebesar 36% terhadap produk ekspor Thailand, yang diperkirakan dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Thailand hingga 1,2 persen.

Sebagai respons, Thailand telah membentuk tim negosiasi yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira dan Menteri Perdagangan Pichai Naripthaphan.

Delegasi ini dijadwalkan untuk bertemu dengan pejabat AS pada 21 April guna membahas pengurangan tarif dan memperluas akses pasar bagi produk Thailand, termasuk makanan hewan peliharaan dan produk pertanian.

Selain itu, Perdana Menteri Paetongtarn telah memerintahkan studi mengenai dampak kebijakan perdagangan AS terhadap ekspor Thailand.

Pada tahun 2024, Thailand mencatatkan surplus perdagangan sebesar $35,4 miliar dengan AS, menjadikannya pasar ekspor terbesar Thailand dengan total pengiriman mencapai $54,96 miliar.

Pemerintah Thailand berharap penundaan ini memberikan waktu tambahan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dalam menghadapi tantangan perdagangan global yang semakin kompleks. (*/hm27).