12.8 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Terkait Virus Korona, Pengamat: Batasi Mobilisasi Turis Dari China

Medan | MISTAR.ID – Pengamat Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU), Destanul Aulia, meminta agar pemerintah segera membatasi mobilisasi turis masuk ke Indonesia, terutama yang datang dari Negara China.

“Saya pikir kita (pemerintah) harus ikuti bahwa mereka saja (China) berani melakukan semacam larangan bagi warga di Wuhan, untuk melakukan mobilisasi. Kita juga harus melakukan. Jadi untuk sementara kita tidak usah menerima turis dari China. Karena kita daerah beresiko tinggi. Di tempat kita juga banyak masyarakat etnis Tionghoa yang punya kebiasaan eksotik. Jadi pemerintah harus berani membatasi,” sebut dia menanggapi wabah virus korona yang sudah menyebar ke beberapa negara, Senin (27/1/20). “Walaupun kita tahu ada dampak terhadap ekonomi kita,” sebutnya lagi.

Kemudian, sebut DEstanul, alat screening untuk mendeteksi virus itu harus benar-benar bagus dan teruji. “Harus diakui sangat susah untuk melakukan screening. Kalau bisa screeningnya harus double cek,” terang dia lewat telepon seluler.

Dia menambahkan, semua elemen kesehatan di Indonesia hingga yang terkecil, seperti Puskesmas, tentunya harus siaga menghadapi masalah ini. Sebab, sebagai negara yang rentan karena banyak warga Indonesia dan China yang hilir mudik, membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat beresiko terkena penyebarannya.

“Yang jelas, pemerintah harus benar-benar bisa melakukan screening atas virus ini. Karena bisa saja thermoscanner yang ada di bandara dapat dikelabui, sehingga kita kecolongan,” ungkapnya.

Destanul sendiri menilai, bercermin dari kasus SARS beberapa tahun lalu, China yang merupakan negara sumber penyebarannya, dapat dengan cepat mampu mengatasi permasalahannya. Selain itu, China juga mampu membuat vaksinnya, sehingga negara-negara lainnya kemudian harus bergantung kepadanya dalam hal pengobatannya.

Begitupun dengan virus korona (nCoV) ini. Hal serupa bisa saja terjadi. Apalagi, dalam mengatasi wabah virus korona di Kota Wuhan, negara tirai bambu tersebut mampu mengerahkan semua ahli medisnya, termasuk membangun rumah sakit berkapasitas 10 ribu tempat tidur untuk menunjukkan pada dunia, bahwa mereka bisa mengatasi wabah ini.

“Nah yang menjadi masalah, apakah negara-negara lain seperti Indonesia bisa melakukan seperti yang dilakukan China?” katanya.

Destanul mengaku, bila bercermin dari kasus SARS lalu, wabah virus korona ini ada motif terselubung dari bisnis farmasi dunia. Seperti kasus SARS, yang isunya juga sampai ke Indonesia, membuat Indonesia terpaksa harus membeli obatnya dari luar negeri.

“Memang ini belum bisa dibuktikan secara pasti kebenaranya. Tapi hal itu bisa saja terjadi untuk kasus virus korona ini,” sebutnya.

Destanul berpendapat, karena virus korona ini merupakan isu global, maka China akan menunjukkan kemampuannya dalam mengatasi wabah ini. Sehingga akhirnya, dengan keberhasilannya, membuat negara-negara lain akan bergantung pada China dalam mengeleminasi virus ini.

“Saya lihat China sedang memainkan isu kesehatan global. Karena banyak cara yang bisa digunakan untuk menguasai utuh dunia global. Salah satunya ialah dengan isu kesehatan,” terangnya.

Untuk itu tambah dia, Indonesia juga harus melakukan analisis global, disamping bersiap siaga terhadap masalah ini. Ditambah lagi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), hingga kebiasaan menggunakan masker warga Indonesia masih sangat rendah. “Sehingga kita khawatir virus ini bisa sampai masuk ke kita karena kesiapsiagaan kita masih lemah,” pungkasnya.

Reporter: Saut Hutasoit
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles