11.1 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Studi di AS Klaim, Sinar Matahari Percepat Hancurkan Corona

Washington, MISTAR.ID

Negeri Paman Sam mengumumkan, hasil penelitian mereka menunjukkan sinar matahari mempu memprcepat virus corona hancur. Penasihat Sains dan Teknologi Departemen Keamanan Dalam Negeri AS William Bryan, di gedung putih mengungkapkan fakta, sinar ultraviolet memiliki dampak kuat pada virus itu.

“Pengamanan kami yang paling mencolok hingga saat ini adalah efek kuat yang dimiliki cahaya matahari untuk membunuh virus, baik di permukaan maupun di udara,” ujar Bryan merangkum penelitian Pusat Analisis dan Penanggulangan Biodefense Nasional di Maryland, Jumat (24/4/20).

“Kami melihat efek yang serupa dengan suhu dan kelembapan juga, di mana peningkatan suhu dan kelembapan atau keduanya, umumnya kurang menguntungkan virus,” ujarnya dikutip AFP.

Diterangkannya, saat suhu berada di 70 hingga 75 derajat Fahrenheit (21 hingga 24 derajat Celcius) dengan kelembapan 20%, dibutuhkan waktu 18 jam untuk virus hidup.

Tapi ketika suhu dan kelembapan dinaikkan 80%, dibutuhkan waktu enam jam untuk virus hilang. Dan, ketika terkena sinar matahari, virus hanya bisa hidup dua menit.

Di suhu yang sama, yaitu 70 hingga 75 derajat Fahrenheit, ketika virus melayang di udara, waktu ia hidup adalah satu jam. Namun di sinar matahari, ia hanya bertahan satu setengah menit.

Bryan menyimpulkan kondisi panas, akan menciptakan berkurangnya lingkungan penularan. Meski, tidak berarti menghilangkan semua patogen.

Penelitian ini juga sepakat bahwa virus berkembang lebih baik di cuaca dingin. Karena itu otoritas mewaspadai virus bisa menjadi musiman di saat musim gugur dan musim dingin.

Ini membuat AS optimis penyebaran dapat berkurang di musim panas. Namun sayangnya penelitian belum dirilis dan masih harus dievaluasi ahli independen.

Saat ini AS memiliki 880.204 kasus infeksi Covid-19. Di mana 49 ribu orang meninggal dan 85 ribu sembuh.

Total ada 210 negara dan teritori yang terinfeksi. Secara akumulatif ada 2,7 juga kasus pasien COVID-19 secara global, dengan 1,7 juta aktif, sebagaimana ditulis Worldometers.

Sumber : CNBCIndinesia
Editor : Mahadi

Related Articles

Latest Articles