India, Malaysia, Vietnam, Taiwan, Indonesia, dan Filipina telah memprotes langkah tersebut. Selama bertahun-tahun, beberapa negara ASEAN dan Amerika Serikat telah menentang klaim wilayah China di Laut China Selatan. Banyak Negara yang sudah bernegosiasi mengenai klaim ini. Namun, negosiasi tidak berjalan lancar karena berbagai alasan, termasuk pandemi Covid-19 lalu.
Terkait Myanmar yang sudah keluar dari anggota KTT ASEAN, Sekretaris Jenderal ASEAN, H.E. Kao Kim Hourn menekankan konsensus tetap menjadi rencana perdamaian utama untuk krisis Myanmar.
“Termasuk menghentikan kekerasan segera dan memulai dialog konstruktif antara pihak-pihak yang terlibat,” kata Kao Kim.
Baca juga: Mengenal Sosok Tharman Shanmugaratnam Presiden Singapura ke-9
Sedangkan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan beberapa Negara ASEAN telah melakukan keterlibatan intensif dan luas dengan semua pihak yang terlibat di Myanmar.
“Ini adalah latihan yang sangat kompleks, dan tidak mudah sama sekali. Kami masih sangat prihatin melihat kekerasan yang terus berlanjut dan meningkat di Myanmar,” kata Retno.
Perlu diketahui, Myanmar mengalami krisis sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta awal tahun 2021 terhadap pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. (mtr/hm20)
