13.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Sepenting Apa Isu Kesehatan Kim Jong Un?

Pyongyang, MISTAR.ID

Ketidakhadiran Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sangat mencolok saat perayaan ulang tahun kakeknya, Kim Il Sung, pendiri Korea Utara, pada 15 April lalu.

Sebelumnya hampir 3 minggu Kim tidak hadir dalam acara-acara penting. Tak ayal, kondisi ini memicu rumor. Dikabarkan Kim sakit keras, bahkan dirumorkan meninggal dunia.

Hal ini pun menimbulkan spekulasi tentang kesehatannya dan siapa yang akan menggantikan puncak tertinggi di Korea Utara.

Meski demikian, ini bukan pertama kalinya Kim menghilang dari publik. Pada 2014, dia pernah menghilang hampir 6 minggu dan muncul kembali dengan menggunakan tongkat.

Dilansir dari AFP, Kim Jong Un yang telah berkuasa hampir satu dekade dan berita kematiannya (seandainya terjadi) akan membuat Pyongyang menghadapi suksesi yang tidak direncanakan untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Kepemimpinan selalu menjadi urusan keluarga, yang didominasi oleh para anggota “garis keturunan Paektu”, sebuah istilah di Korea Utara untuk pendiri negara Kim Il Sung dan keturunannya.

Tiga anak Kim masih sangat belia dan belum ditunjuk menjadi penerus sejauh ini. Hanya adik perempuannya Yo Jong, dianggap sebagai pesaing utamanya untuk menggantikannya.

Meski demikian Korea Utara adalah masyarakat yang sangat patriarkal, di mana senioritas dan gender sama-sama berpengaruh. Kim dikenal di Utara sebagai Pemimpin Tertinggi dan otoritasnya mencakup Partai Buruh yang berkuasa dan juga militer. Semua keputusan besar membutuhkan persetujuannya.

Apa yang akan terjadi dengan negosiasi nuklir?

Hilangnya Kim dari publik terjadi ketika pembicaraan Pyongyang dengan Washington mengenai persenjataan nuklir Korea Utara terhenti, kendati ada tiga pertemuan antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.

Jika Kim tidak mampu melanjutkan atau bahkan meninggal dunia lebih dahulu, maka akan meningkatkan ketidakpastian dalam proses negosiasi ini.

Para analis juga mengatakan bahwa kesehatan Kim yang nanti berujung kematian bisa menyebabkan perebutan kekuasaan yang kacau dan memicu eksodus para pengungsi ke China, sesuatu yang didukung oleh diplomatik Korut dan mitra dagang utama yang telah lama ditakuti Beijing.

“Profil pribadi Kim, sejarah keluarga, dan struktur rezim Korea Utara menjadikan kesehatannya sebagai variabel utama bagi stabilitas negara dan kebijakan luar negeri,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, kepada AFP, dikutip Sabtu (2/5/20).

Banyak rumor yang beredar karena sifat kerahasiaan Korea Utara yang ketat. Pengamat dan bahkan diplomat di Pyongyang juga sangat bergantung pada informasi yang disuplai media pemerintah yang dikontrol ketat.

Kerahasiaan adalah yang paling ketat di negeri ini dan tidak ada informasi yang bisa menciptakan ruang berspekulasi, mengingat semuanya dikontrol.

Kim terakhir kali terlihat memimpin pertemuan partai yang berkuasa pada 11 April. Namun 4 hari kemudian dia melewatkan perayaan ulang tahun kakeknya, tanggal terpenting dalam kalender politik Korea Utara, dan ini memicu pertanyaan tentang keberadaannya.

Daily NK, surat kabar yang berbasis di Korea Selatan yang sebagian besar berisi berita-berita negatif soal Korut, melaporkan Kim telah menjalani prosedur operasi kardiovaskular dan tengah beristirahat pascapulih di sebuah villa di provinsi Pyongan Utara.

Sumber: CNBCIndonesia
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles