Robot pembunuh yang menewaskan pekerja tersebut adalah salah satu dari dua mesin pilih dan letak yang digunakan di fasilitas tersebut biasanya mengemas paprika dan jenis sayuran lain untuk diekspor ke negara-negara Asia lainnya.
Mesin-mesin seperti ini umum digunakan di komunitas pertanian Korea Selatan, yang berjuang karena jumlah pekerja menurun dan semakin menua.
“Ini bukanlah robot dengan kecerdasan buatan yang canggih, tetapi mesin yang hanya mengangkat kotak dan meletakkannya di pallet,” kata Kang Jin-gi, Kepala Departemen Investigasi di Kantor Polisi Goseong.
Dia mengatakan, polisi telah bekerja dengan lembaga-lembaga terkait untuk menentukan apakah mesin tersebut memiliki cacat teknis atau masalah keamanan. Sensor-sensor robot ini dirancang untuk mengidentifikasi kotak.
Rekaman video keamanan menunjukkan bahwa pria tersebut berada di dekat robot dengan sebuah kotak di tangannya yang kemungkinan memicu reaksi mesin tersebut.
“Ini jelas bukan kasus di mana robot keliru mengira manusia sebagai kotak – ini bukan mesin yang sangat canggih,” katanya seperti dilansir Daily Mail.
Baca Juga:Â Parlemen Israel Keluarkan Aturan Baru, Penonton Konten pro-Hamas Dipidana
Sementara itu, seorang pejabat dari Donggoseong Export Agricultural Complex, yang memiliki pabrik tersebut, meminta agar sistem yang ‘tepat dan aman’ didirikan dalam sebuah pernyataan setelah insiden tersebut.
Korban dikabarkan menggantikan untuk melakukan tes yang awalnya direncanakan pada 6 November. Mereka ditunda dua hari karena dilaporkan ada masalah dengan sensor robot tersebut.
Menurut data Federasi Internasional Robotika, Korea Selatan memiliki 1.000 robot industri per 10.000 karyawan pada tahun 2021, kepadatan tertinggi di dunia dan lebih dari tiga kali lipat jumlah di China pada tahun itu.
Banyak dari robot industri Korea Selatan digunakan di pabrik-pabrik manufaktur besar seperti elektronik dan otomotif. (Mtr/hm22)
