26.6 C
New York
Wednesday, May 22, 2024

Mulai 24 Agustus, Jepang Siap Melepaskan Air Fukushima Hasil Olahan Nuklir ke Laut

Skeptisme di Luar Negeri

Beberapa negara tetangga telah menyatakan skeptisismenya atas keamanan rencana tersebut, dan Beijing muncul sebagai kritikus terbesar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin, mengatakan pada bulan Juli bahwa Jepang telah menunjukkan keegoisan dan kesombongan, dan belum sepenuhnya berkonsultasi dengan komunitas internasional mengenai pelepasan air tersebut.

China melarang impor makanan laut dari 10 prefektur di Jepang, termasuk Fukushima dan ibu kotanya, Tokyo. Impor makanan laut dari prefektur lain diperbolehkan tetapi harus lulus uji radioaktivitas dan memiliki bukti bahwa makanan tersebut diproduksi di luar 10 prefektur yang dilarang.

Aktivis Korea Selatan juga memprotes rencana tersebut, meskipun Seoul telah menyimpulkan dari penelitiannya sendiri bahwa pelepasan air tersebut memenuhi standar internasional dan mengatakan pihaknya menghormati penilaian IAEA.

Baca juga: Peringatan ke-78 Serangan Bom Atom, Walikota Hiroshima Desak Penghapusan Senjata Nuklir

Negara-negara Kepulauan Pasifik terpecah karena masalah ini, mengingat sejarah mereka sebagai tempat uji coba nuklir bagi Amerika Serikat dan Perancis. Perdana Menteri Fiji, Sitiveni Rabuka, mengeluarkan pernyataan pada hari Senin (21/8/23) yang mengatakan bahwa ia mendukung laporan IAEA, namun mengakui bahwa isu tersebut kontroversial di Kepulauan Pasifik.

Kishida mengatakan pada hari Selasa (22/8/23) bahwa dia yakin “pemahaman akurat” mengenai masalah ini telah menyebar di komunitas internasional.

Jepang mengatakan air akan disaring untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air. Air yang diolah akan diencerkan jauh di bawah tingkat tritium yang disetujui secara internasional sebelum dilepaskan ke Pasifik.

Baca juga: Arab Saudi Olah Bahan Baku Nuklir Menggandeng China

Air tersebut digunakan untuk mendinginkan briket Fukushima Daiichi setelah meleleh akibat kecelakaan yang disebabkan oleh tsunami besar pada tahun 2011 yang menghantam pantai timur Jepang.

Seorang petugas Jepang mengatakan hasil tes pertama air laut setelah pembuangan mungkin akan tersedia pada awal September. Jepang juga akan menguji ikan di perairan dekat pabrik tersebut, dan mempublikasikan hasil tes tersebut di situs web Kementerian Pertanian. (cna/hm17)

Related Articles

Latest Articles