19.2 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Memanas, China Tidak Takut Hadapi AS

Beijing, MISTAR.ID

Hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) semakin memanas. Bahkan, di tengah peningkatan ketegangan di kawasan, Menteri Luar Negeri China, Wang Yi dengan tegas menyatakan bahwa Beijing tidak akan takut menghadapi AS.

“Jika ada konfrontasi (menghadapi AS), (China) tidak akan takut, dan akan berjuang hingga akhir,” kata Wang Yi saat menyampaikan pidato seperti dikutip Reuters, Senin (20/12/21).

Wang mengatakan bahwa ketegangan kedua negara belakangan ini terjadi karena kesalahan strategi Amerika Serikat. Meski demikian, Wang menyatakan bahwa China akan menyambut baik jika AS ingin ada kerja sama yang saling menguntungkan.

Baca Juga:Presiden China Ingin Perkuat Hubungan dengan Korut

Wang menilai, tak ada salahnya jika kedua negara terlibat kompetisi. Namun, seharusnya perlombaan kedua negara itu bisa menjadi hal yang positif. Hubungan antara China dan AS tegang karena berbagai isu, mulai dari saling tuding asal-usul Covid-19, perdagangan, hak asasi manusia, hingga tekanan Beijing terhadap Taiwan.
Saat berbincang dengan Presiden China, Xi Jinping, melalui telepon pada November lalu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menekankan kasus hak asasi manusia.

Xi juga memberikan peringatan terhadap Amerika bahwa China akan memberikan tanggapan atas bentuk provokasi apapun di Taiwan. Selama ini, China mengklaim bahwa Taiwan merupakan bagian dari wilayah mereka. Namun, Taiwan bersikeras ingin memerdekakan diri.

China pun selalu marah jika ada negara yang menjalin hubungan dengan Taiwan. AS sendiri dilaporkan memberikan dukungan kepada militer Taiwan, baik dari senjata maupun pembentukan kualitas sumber daya manusianya.

Baca Juga:China Marah! AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022

Belakangan, China meningkatkan tekanannya terhadap Taiwan. Mereka kerap melakukan intimidasi dengan pengerahan jet tempur ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ). Selain isu Taiwan, masalah hak asasi manusia juga memicu ketegangan AS dan China. Pekan lalu, Senat Amerika Serikat melarang impor dari wilayah Xinjiang, China. Langkah tersebut diambil karena China dianggap melakukan tindakan pelanggaran HAM, seperti menerapkan kerja paksa terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. (cnn/hm12)

Related Articles

Latest Articles