23.1 C
New York
Sunday, October 6, 2024

Kematian Remaja Picu Kerusuhan Besar di Prancis, 45 ribu Petugas Dikerahkan

Prancis, MISTAR.ID

Otoritas Prancis mengerahkan 45.000 petugas polisi, didukung oleh kendaraan lapis baja ringan, untuk atasi protes selama empat malam berturut-turut. Kerusuhan pecah setelah polisi tembak mati seorang anak muda.

Polisi dan pasukan keamanan lainnya telah dikerahkan di seluruh negeri untuk mengatasi kekhawatiran kerusuhan. Atas penembakan hari Selasa di halte lalu lintas di pinggiran kota Paris, melansir kantor berita AFP Sabtu (1/7/23).

Pencurian dengan menjarah dilaporkan pada Jumat malam waktu setempat di kota Lyon, Marseille, dan Grenoble. Demonstran juga membakar mobil dan tong sampah. Ada juga penjarahan di siang bolong di kota Strasbourg, para perusuh secara khusus menargetkan Apple Store dan bisnis lainnya.

Baca juga: Gegara Penembakan Pria Berusia 17 Tahun, Warga Prancis Melakukan Kerusuhan

Di kota Marseille, polisi menggunakan gas air mata setelah para pemuda melemparkan peluru ke kendaraan polisi di distrik Vieux-Port yang merupakan tujuan wisata populer.

Walikota Marseille Benoit Payan menyerukan bala bantuan.

“adegan penjarahan dan kekerasan tidak dapat diterima”.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan 80 dari total 270 orang ditangkap pada Jumat di Marseille.

Baca juga: Lagi, Jutaan Warga Prancis Unjuk Rasa Tolak Usia Pensiun Ditambah

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk kematian remaja itu ketika dia bergegas kembali dari KTT Uni Eropa untuk memimpin pertemuan darurat.

“eksploitasi kematian seorang remaja yang tidak dapat diterima di beberapa kalangan,” ujarnya.

Macron meminta orang tua untuk bertanggung jawab atas para perusuh di bawah umur, sepertiga di antaranya masih muda atau sangat muda.

Baca juga: Siswa SMA di Prancis Tikam Tenaga Pengajar Hingga Tewas

Menteri Dalam Negeri Darmanin mengatakan 45.000 polisi yang dikerahkan pada Jumat termasuk polisi dan pasukan gendarme paramiliter.

“Beberapa jam ke depan sangat penting,” tulis Darmanin dalam pesan ke layanan darurat.

Perdana Menteri Elisabeth Borne juga mengumumkan pembatalan acara penting seperti konser di seluruh negeri. Bus dan trem yang menjadi sasaran kekerasan pada malam sebelumnya berhenti beroperasi pada pukul 21.00 waktu setempat.

Baca juga: Prancis Dukung Status Quo Taiwan dan Kebijakan Satu China

Penjualan kembang api besar dan cairan yang mudah terbakar dilarang. (Mtr/hm21).

Related Articles

Latest Articles