New York, MISTAR.ID
Resolusi terkini disetujui Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang isinya mendukung proposal gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Rusia memutuskan tak memberikan suara dalam voting yang berlangsung, pada Senin (10/6/24) waktu setempat. Sementara 14 negara anggota DK PBB lainnya memberikan suara dukungan terhadap resolusi yang memuat mendukung proposal gencatan senjata 3 fase yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden pada 31 Mei lalu.
Pasca voting resolusi digelar oleh DK PBB, Duta Besar (Dubes) AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan, hari ini pihaknya memilih perdamaian dengan memberikan suara dukungan.
Baca juga:Israel Bangkrut 67 Miliar Dolar AS Akibat Perang
Dirangkum dari Times of Israel dan Reuters, pada Selasa (11/6/24), resolusi yang disepakati oleh DK PBB itu pada intinya menyambut baik proposal gencatan senjata terbaru, menyatakan Tel Aviv sudah menerima proposal itu dan mendesak Hamas juga menyetujuinya.
Usai resolusi itu disetujui, tanggapan Israel disampaikan oleh diplomat karir, Reut Shafir Ben Naftali, walaupun Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan hadir langsung pada awal sidang digelar sebelum voting dilaksanakan.
Dalam tanggapannya, Ben Naftali cenderung menghindari untuk memberikan pendapat langsung atau menyatakan penolakan terhadap resolusi tersebut. Sementara sebelumnya Tel Aviv telah menyampaikan penolakan mereka.
Baca juga:Wali Kota Tewas, Indonesia Kecam Serangan Israel ke Kamp Nuseirat
Di hadapan DK PBB, Ben Naftali tak secara eksplisit mengkonfirmasi jika Israel memang mendukung proposal gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera seperti dijelaskan dalam resolusi yang disepakati itu.
Hanya dia mengulangi kembali penegasan yang diutarakan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu selama sepekan terakhir.
“Mulai hari-hari pertama usai invasi dan pembantaian brutal Hamas pada 7 Oktober, tujuan Israel telah begitu jelas. Mengembalikan seluruh sandera kami dan melucuti kemampuan Hamas. Israel berkomitmen terhadap tujuan-tujuan ini untuk membebaskan semua sandera, menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas. Juga memastikan Gaza tak sebagai ancaman terhadap Israel di masa depan,” tukas Ben Naftali. (dtk/hm16)
