26.4 C
New York
Sunday, June 30, 2024

Gagal Kudeta, Panglima Militer Bolivia Ditangkap

La Paz, MISTAR.ID

Panglima Militer Bolivia, Jenderal Juan Jose Zuniga ditangkap dan setelah tindakannya gagal melancarkan kudeta terhadap Presiden Luis Arce.

Rencana kudeta dilakukan dengan  mengirimkan tentara dan tank menyerbu istana kepresidenan. Pasukan militer dan sejumlah tank sempat memasuki area Plaza Murrillo, alun-alun bersejarah, yang merupakan istana kepresidenan dan gedung Kongres Bolivia pada Rabu (26/6/24) sore.

Terkait pengerahan kekuatan militer itu, Zuniga mengatakan bahwa tujuannya adalah merestrukturisasi demokrasi, menjadikannya demokrasi sejati, dan tidak dikuasai oleh segelintir orang selama 30-40 tahun”.

Baca juga: Upaya Kudeta Presiden Bolivia Gagal, Tuding Gerakan Zuniga

Namun tak lama setelah berbicara ke publik, Zuniga ditangkap dan dipaksa masuk ke dalam mobil polisi. “Jenderal, Anda ditangkap,” ucap Wakil Menteri Dalam Negeri Bolivia, Jhonny Aguilera, saat itu.

Presiden Arce sendiri mengecam upaya kudeta yang didalangi oleh Zuniga. Di hadapan ratusan pendukungnya ia menegaskan bahwa: “Tidak ada yang bisa merampas demokrasi yang telah kita menangkan.”

Didampingi para menterinya, Presiden Arce sebelumnya menyerukan “rakyat Bolivia untuk berkumpul dan melakukan mobilisasi dalam melawan kudeta demi demokrasi” Seruan itu disiarkan oleh televisi pemerintah.

Baca juga: Pemimpin Kudeta Niger Proklamirkan Diri Sebagai Presiden Baru

Sat itu Presiden Arce juga mengambil sumpah pemimpin militer Bolivia yang baru, untuk menggantikan dan memecat Zuniga.

Sedangkan mantan Presiden Bolivia, Evo Morales, melalui media sosialnya menyatakan bahwa “kudeta sedang berlangsung” dan menyerukan “mobilisasi nasional untuk membela demokrasi”.

Bolivia sangat terpolarisasi setelah bertahun-tahun mengalami ketidakstabilan politik, dan Gerakan Menuju Sosialisme (MAS) yang berkuasa terpecah oleh konflik internal antara pendukung Presiden Arce dan Morales yang merupakan mantan mentornya.

Morales selaku presiden pribumi pertama Bolivia, sangat populer sampai dia berusaha melanggar konstitusi dan mencalonkan diri untuk masa jabatan keempat kalinya pada tahun 2019 lalu. Saat itu dia berhasil menang pemilu, tetapi terpaksa mundur setelah muncul demo berdarah atas dugaan kecurangan pemilu dan kabur ke luar negeri.

Dia kembali ke Bolivia setelah Acre menjabat sebagai presiden negara tersebut pada Oktober 2020. Namun sejak saat itu, perebutan kekuasaan semakin meningkat di antara kedua tokoh tersebut.

Morales pun semakin sering dan leluasah mengkritik pemerintah juga menuduh pemerintah melakukan korupsi, mentoleransi perdagangan narkoba dan mengesampingkannya secara politik.

Baca juga: Rencana Kudeta Prigozhin Sempat Buat Putin Kabur dari Moskow

Enam bulan lalu, Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Morales dari pemilu tahun 2025 mendatang. Namun dia masih berusaha mencalonkan diri sebagai kandidat MAS.

Sejak saat itu, perebutan kekuasaan semakin meningkat di antara kedua tokoh tersebut, dan Morales semakin mengkritik pemerintah dan menuduh pemerintah melakukan korupsi, menoleransi perdagangan narkoba, dan mengesampingkannya secara politik.

Enam bulan lalu, Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi Morales dari pemilu 2025, namun ia masih mencari pencalonan sebagai kandidat MAS. Presiden Arce belum mengatakan apakah dirinya akan mencalonkan diri kembali.

Zuniga dalam wawancara dengan televisi setempat pada Senin (24/6) menegaskan dirinya akan menangkap Morales jika dia bersikeras mencalonkan diri kembali. Sejak saat itu, rumor beredar bahwa Zuniga berada di ambang pemecatan. (detik/hm17)

Related Articles

Latest Articles