Enam Warga AS Dibebaskan Venezuela Usai Utusan Trump Temui Maduro
Presiden Venezuela Maduro dan utusan Presiden AS. (f: AFP/mistar)
Caracas, MISTAR.ID
Venezuela membebaskan enam warga Amerika Serikat (AS) yang ditahan, setelah utusan Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Venezuela, Nicolás Maduro.
Dilansir CNN, Minggu (2/2/25), pertemuan di Caracas tersebut merupakan momen penting karena Washington selama ini tidak mengakui kepresidenan Maduro secara resmi. Maduro dituduh oleh para pemimpin oposisi Venezuela melakukan kecurangan dalam pemilu tahun lalu.
Pejabat AS belum memberikan rincian mengenai enam warga yang dibebaskan, namun utusan Trump untuk misi khusus, Richard Grenell, mengunggah foto dirinya bersama para pria di dalam pesawat di X.
"Saya baru saja diberi tahu bahwa kami akan membawa pulang enam sandera dari Venezuela. Terima kasih kepada Ric Grenell dan seluruh staf saya. Kerja yang hebat!" tulis Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social.
Foto Grenell menunjukkan empat warga Amerika yang dibebaskan mengenakan pakaian biru muda yang biasa dikenakan oleh orang-orang yang ditahan di penjara Venezuela.
"Kami akan segera pulang bersama enam warga Amerika ini. Mereka baru saja berbicara dengan Presiden Trump, dan mereka tidak bisa berhenti berterima kasih kepadanya," tulis Grenell dalam unggahannya.
Kemenangan Maduro untuk masa jabatan ketiga telah ditentang oleh oposisi negara tersebut. Oposisi menerbitkan ribuan penghitungan suara yang menunjukkan kandidat mereka, Edmundo González, memenangkan pemilu pada Juli 2024. Mereka didukung oleh pengamat independen seperti Carter Center dan Misi Pemilu Kolombia.
Uni Eropa, Inggris, Kanada, dan AS tidak mengakui Maduro sebagai pemimpin sah Venezuela. AS telah memberlakukan serangkaian sanksi dan pembatasan visa pada pejabat yang mendukung Maduro.
Baca Juga: 749 Ditahan Imbas Aksi Demo di Venezuela
Washington sendiri tidak memiliki perwakilan diplomatik di Venezuela. Pada September lalu, AS juga menyita pesawat milik Maduro. Pembebasan tahanan pada Jumat (31/1/25) terjadi setelah pertemuan antara Grenell dan Maduro, yang diyakini juga membahas deportasi warga negara Venezuela dari AS.
Trump telah memprioritaskan janji kampanyenya untuk deportasi massal, namun Maduro menolak untuk menerima kembali warga negara Venezuela, dan hubungan dingin antara kedua negara menyulitkan pemulangan tersebut. (detik/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Pemilik Mobil di Lokasi Kericuhan Durin Sembelang Bantah Ada Narkoba di Dekat Mobilnya