Ditelepon Donald Trump, Putin Segera Negosiasi Damai dengan Ukraina
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=64&q=75)
![ditelepon_donald_trump_putin_segera_negosiasi_damai_dengan_ukraina](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F13-02-2025%2Fditelepon_trump_putin_segera_negosiasi_damai_dengan_ukraina__2025-02-13_09-29-02_4375.jpg&w=1920&q=75)
Ilustrasi perang Rusia Ukraina. (F: ist/mistar)
Moscow, MISTAR.ID
Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump mengenai pentingnya membuka 'negosiasi perdamaian' dengan Ukraina untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Percakapan ini menandai konfirmasi pertama dari pihak Moskow mengenai kontak antara kedua pemimpin sejak Trump mulai menjabat bulan lalu. "Presiden Putin setuju dengan Trump bahwa penyelesaian jangka panjang dapat dicapai melalui negosiasi perdamaian," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, dalam pernyataannya, kemarin.
"Presiden Trump mendukung upaya untuk segera mengakhiri peperangan dan menyelesaikan masalah ini dengan cara-cara damai," tambahnya.
Putin menekankan bahwa penyelesaian apapun harus 'mengatasi akar penyebab konflik'. Pemimpin Kremlin ini juga mengundang Trump untuk mengunjungi Moskow. Selain membahas Ukraina, kedua pemimpin juga membahas pertukaran tahanan, program nuklir Iran, dan situasi di Timur Tengah.
Trump menyebut percakapannya dengan Putin sebagai 'panjang dan sangat produktif' melalui sebuah postingan di platform media sosialnya, Truth Social. Ia juga mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk segera memulai negosiasi.
Sebelumnya, pada Rabu (12/2/25), Menteri Pertahanan Trump, Pete Hegseth, menyatakan bahwa kembalinya Ukraina ke perbatasan sebelum tahun 2014 tidak realistis, dan pemerintah AS tidak melihat keanggotaan NATO untuk Kyiv sebagai bagian dari solusi untuk perang tersebut.
Dalam sebuah pertemuan dengan sekutu militer Ukraina di markas besar NATO di Brussels pada hari Rabu, Hegseth memberikan pernyataan publik yang paling jelas dan tegas terkait pendekatan pemerintahan AS terhadap perang yang sudah berlangsung hampir tiga tahun ini.
"Kami ingin, seperti Anda, Ukraina yang berdaulat dan makmur. Namun, kita harus mulai dengan mengakui bahwa kembali ke perbatasan Ukraina sebelum 2014 adalah tujuan yang tidak realistis," ujar Hegseth dalam pertemuan antara Ukraina dan lebih dari 40 negara sekutu di markas besar NATO di Brussels.
"Mengejar tujuan ilusi ini hanya akan memperpanjang perang dan menyebabkan lebih banyak penderitaan," tambahnya. (mtr/hm24)
![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.online%2Fuploads%2FMISTAR%2Femployee%2F20250122T084319148Z.jpg&w=256&q=75)