14.4 C
New York
Sunday, April 28, 2024

China Tuding AS Manipulasi Politik Soal Asal-usul Covid-19

Beijing, MISTAR.ID

Pemerintah China melalui Kedutaan Besar di Washington, Amerika Serikat, menuding intelejen AS melakukan manipulasi politik dalam menyusun laporan mengenai asal-usul virus corona atau Covid-19 yang menyebabkan pandemi di seluruh dunia.

Kedubes China di Washington juga menyebut laporan tersebut ‘tidak kredibel’, dan menyatakan, laporan yang dirilis pada Jumat (27/8/21) itu dibuat dalam kerangka berpikir bahwa China adalah pihak yang bersalah.

“Pihak China menentang kuat dan mengecam keras laporan ini,” menurut kedutaan besar China dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters, Sabtu (28/8/21).

Baca Juga: Intelijen AS Beberkan Dua Teori Asal-usul Virus Corona

Kedubes juga menyatakan laporan bahwa China menghalang-halangi penyelidikan sebagai klaim yang salah.

Menurut kedutaan, penelusuran asal-usul adalah masalah sains, sehingga penyelidikan seharusnya hanya bisa diserahkan kepada ilmuwan, bukan pakar intelijen.

“Sekarang pihak AS menggunakan trik lamanya lagi. Mengabaikan laporan misi bersama antara WHO-China. Mereka memilih agar komunitas intelijennya menyusun laporan,” katanya.

Baca Juga: China Ajak Dunia Lacak Asal-usul Covid-19 Secara Ilmiah dan Bukan Secara Politik

Menurut kedubes, klaim bahwa China tidak transparan hanya alasan di balik kampanye politisasi dan stigmatisasi. Menurut mereka sejak Covid-19 menjangkiti dunia, China telah mengambil sikap terbuka, transparan, dan bertanggung jawab.

“Kami telah merilis informasi, membagikan pengurutan genom virus, dan melakukan kerja sama internasional untuk memerangi penyakit ini, semua dilakukan secepat mungkin,” kata kedutaan.

Mereka juga menyebut China adalah yang pertama bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam penelusuran asal-usul virus secara global. China juga mengundang pakar WHO untuk melakukan investigasi sebanyak dua kali.

Baca Juga: Inggris Bantu AS Selidiki Asal Usul Covid-19

“Kami benar-benar terbuka, transparan, dan kooperatif ketika para ahli berada di China. Mereka mengunjungi setiap situs dalam daftar mereka, bertemu setiap individu yang mereka minta, dan diberikan semua data yang mereka inginkan,” kata pernyataan itu.

Kedubes menyatakan laporan intelejen itu tidak kredibel dan dibuat hanya untuk mengkambinghitamkan China.

“Praktik seperti itu hanya akan mengganggu dan menyabotase kerja sama internasional dalam penelusuran asal-usul dan memerangi pandemi, dan telah ditentang secara luas oleh komunitas internasional,” tambahnya.

Asal usul virus corona (Covid-19) saat ini masih menjadi tanda tanya. Berbagai dugaan muncul, tapi tidak ada bukti nyata mengenai asal mula wabah muncul dan menjangkiti dunia.

Di sisi lain, sejumlah pihak terus melakukan penyelidikan mengenai asal virus.

Dalam ringkasan dua halaman dari laporan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS yang dirilis Jumat (27/8), pemerintah AS tetap tidak mengesampingkan dugaan virus muncul secara alami, ataupun karena kecelakaan laboratorium di Wuhan.

Namun, di sisi lain, AS mengklaim China telah menghalangi penyelidikan dan menolak berbagi informasi serta menyalahkan negara lain.

Sejauh ini Kedutaan China mencatat Institut Virologi Wuhan telah menerima dua kunjungan dari para ahli WHO dan laporan studi bersama WHO-China.

“Jika AS bersikeras pada teori kebocoran laboratorium, bukankah pihak AS perlu mengundang pakar WHO ke Fort Detrick dan University of North Carolina untuk penyelidikan?” menurut pernyataan itu.(CNN/hm02)

Related Articles

Latest Articles