15 C
New York
Sunday, April 28, 2024

15 Tahun Kudeta, Massa Serukan PM Thailand Mundur

Bangkok, MISTAR.ID

Suasana peringatan 15 tahun kudeta di Bangkok, Thailand dilakukan dengan membunyikan klakson-klakson mobil sambil menyerukan pengunduran diri Prayut Chan-O-Cha, yang juga mantan panglima militer pada kudeta 2014 lalu.

Jalan-jalan di Bangkok, Thailand dipenuhi ratusan pengunjuk rasa untuk memperingati 15 tahun kudeta militer, yang menggulingkan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Mereka juga menyerukan agar Perdana Menteri Prayuth Chan-O-Cha mundur dari jabatannya.

Seperti dilansir media, Minggu (19/9/21) diketahui Thaksin Shinawatra digulingkan dari jabatannya pada 19 September 2006 silam. Dirinya kini tinggal di pengasingan, meski masih jadi tokoh yang dieluk-elukan dalam politik Thailand.

Baca Juga:Lebih 100 Massa Didakwa Menghina Raja Thailand

“Lima belas tahun telah berlalu, kami masih di sini untuk berjuang,” teriak Nattawut Saikuar, seorang politisi yang sudah lama berhubungan dengan Thaksin, kepada lautan pendukung yang mengibarkan bendera bertuliskan “Kick out Prayuth”.

“Tidak peduli berapa banyak kudeta yang terjadi, itu tidak dapat menghentikan kita … Tidak peduli seberapa baik kapasitas tank mereka, itu tidak dapat menghentikan hati rakyat yang berjuang,” lanjutnya.

Diketahui Thailand telah mengalami lebih dari belasan kudeta sejak berakhirnya kekuasaan monarki absolut pada tahun 1932. Kudeta dilakukan dengan dalih melindungi keluarga kerajaan.

Sosok Thaksin Shinawatra meraih kekuasaan setelah gerakan protes anti pemerintah atau yang disebut “Kaus Merah” didominasi kelas pekerja yang memujanya atas berbagai kontribusinya seperti menerapkan sistem perawatan kesehatan universal. Meski disebut berjasa, Thaksin dibenci oleh para elit Bangkok dan militer hingga menghadapi serangkaian tuduhan korupsi.

Baca Juga:Thailand Bersiap Hadapi Arus Ribuan Pengungsi Myanmar

Para pengunjuk rasa yang berpakaian merah dengan mobil dan sepedamotor berencana untuk pindah ke Monumen Demokrasi, tempat beberapa aksi unjuk rasa oleh gerakan anti-pemerintah dilakukan. Gerakan tersebut telah berulang kali menyerukan pengunduran diri Prayut sejak Juli lalu.

Awal bulan ini, Prayuth dan lima menteri kabinetnya selamat dari mosi tidak percaya yang ketiga sejak 2019. Prayut lolos dari mosi tidak percaya setelah menerima 264 suara mendukung dan 208 menentang. Menteri Kesehatan Anutin Charnvirakul dan empat menteri Kabinet lainnya juga selamat dari mosi dengan cara yang sama.

Pihak oposisi membutuhkan 242 dari 482 suara parlemen untuk menggulingkan perdana menteri. Prayuth dan pemerintahannya dituduh salah menangani pandemi Covid-19 dan terkait dampak ekonomi yang parah. Mereka juga mengkritik peluncuran vaksin pemerintah yang lambat sebagai akibat dari tidak membuat pesanan vaksin terlebih dahulu. (detik/hm12)

Related Articles

Latest Articles