18.6 C
New York
Sunday, September 29, 2024

10 Ribu Korban Tewas di Gaza Belum Sepenuhnya Diidentifikasi

Gaza, MISTAR.ID

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jumlah korban tewas dalam serbuan Israel di Gaza lebih dari 35 ribu orang.

Tetapi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza memperbaharui detail korban meninggal tersebut. Itu disampaikan usai Israel mempertanyakan perombakan angka korban tewas.

Juru Bicara (Jubir) PBB, Farhan Haq menuturkan, angka yang sering dikutip PBB dalam menginformasikan kontak senjata Israel di Gaza saat ini menggambarkan rincian 24.686 orang yang sepenuhnya diidentifikasi.

Baca juga:Klaim Netanyahu Soal Ikut Memerintah di Jalur Gaza Buat UEA Murka

“Ada 10 ribu jenazah yang masih belum sepenuhnya teridentifikasi, di mana sebagian anak-anak dan perempuan, akan ditetapkan kembali usai proses identifikasi sepenuhnya tuntas,” ucap Haq di New York, pada Senin (13/5/2024).

Minggu lalu, Israel mempertanyakan kenapa angka jumlah korban tewas perempuan dan anak-anak mendadaberubah. Haq menyampaikan, angka itu untuk jenazah yang telah teridentifikasi 7.797 anak-anak, 4,959 wanita, 1.924 lanjut usia (lansia) dan 10.006 laki-laki.

Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel, Oren Marmorstein menuding Hamas memanipulasi angka-angka tersebut. “Angka itu tak akurat dan tidak mencerminkan fakta di lapangan,” paparnya dalam unggahan di media sosial (medsos).

Haq mengatakan, PBB belum bisa memverifikasi secara independen angka yang diserahkan Kemenkes Gaza. Pasalnya, perang masih berlangsung dan banyaknya korban jiwa.

Baca juga:Hamas: Gencatan Senjata di Gaza Saat Ini Tergantung Israel

“Sayangnya kami mempunyai pengalaman sedih berkoordinasi dengan Kemenkes perihal angka korban jiwa setiap beberapa tahun untuk korban jiwa massal peristiwa-peristiwa di Gaza dan angka-angka mereka sebelumnya terbukti akurat,” imbuhnya.

Sementara Jubir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris mengatakan, pihaknya telah lama bekerja sama dengan Kemenkes Gaza. WHO bisa memastikan Kemenkes Gaza mempunyai kapasitas yang bagus dalam menghimpun dan mengkaji data.

“Laporan-laporannya sebelumnya dinilai kredibel, angka sebenarnya bisa lebih tinggi,” tutur Harris. (rpblk/hm16)

Related Articles

Latest Articles