12.9 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Usai Terima Uang Damai Rp 50 Juta, Korban Malah Merasa Kurang

Dairi, MISTAR.ID

Putra Sianturi(31) selaku korban dan pelapor kasus dugaan penganiayaan, mengaku tidak puas dengan uang damai sebesar 50 juta dari pelaku. Menurutnya, uang itu tidak cukup untuk biaya berobat.

Kepada mistar.id Rabu(31/1/24) Putra Sianturi menyebutkan, sebelumnya ia menolak untuk berdamai setelah membuat laporan polisi nomor: STTLP/B/368/V/III/2023/SPKT/POLRES DAIRI/POLDASU, tertanggal 19 Agustus 2023 lalu, karena uang yang disodorkan hanya Rp 50 juta. Angka yang pantas menurutnya harus di atas Rp 100 juta.

“Tapi apalah kubilang, sudah dimediasi keluarga, terpaksa uang Rp 50 juta kami terima. Dan kesepakatan perdamaian kami laksanakan di Kantor Desa Buluduri, Kecamatan Lae Parira” katanya.

Baca juga: Gara-gara Hal Sepele, Oknum Kades dan Pengurus Karang Taruna di Dairi Diduga Keroyok Ayah dan Anak

“Awalnya saya minta ganti rugi di atas 100 juta, tapi mereka (pelaku) minta tolong terus, ku terimalah Rp 50 juta. Biaya obatku pun di atas 60 juta,” kata Putra Sianturi lagi dalam bahasa daerah.

Sekedar diketahui, Putra Sianturi (31) merupakan korban dugaan penganiayaan dan pengeroyokan, yang menyebabkan mata sebelah kiri bengkak, luka memar serta sekujur tubuhnya sakit karena sejumlah luka.

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Dairi, AKP Meeston Sitepu saat dikonfirmasi mengenai kelanjutan perkara itu, belum memberikan jawaban yang rinci. Ia mengaku akan mengeceknya lebih dulu.

Diberitakan sebelumnya, Putra Sianturi awalnya mendapat kabar ayahnya Togar Sianturi (64) ditampar oleh Sobat Saragih saat menonton pertandingan final sepak bola semarak HUT RI ke-78, antara klub Sidikalang versus Parongil di lapangan bola Desa Sempung Polling.

Mendengar itu, Putra menemui Sobat Saragih di lapangan bola bersama rekan Karang Taruna. Mereka sempat berjabat tangan seraya perkenalan dan menanyakan siapa Sobat Saragih.

Baca juga: Aksi Demo Ratusan Massa di PT Sajo Toba Dibubarkan Polisi

Saat itu, Putra Sianturi langsung menanyakan alasan Sobat Saragih menampar ayahnya yang sudah jauh diatas usianya. Namun saat itu langsung cekcok mulut.

Sobat Saragih kemudian menjawab bahwa Togar Sianturi terlalu ribut saat menonton bola. “Dia (Togar) ribut menonton, kenapa rupanya,” kata Sobat.

Setelah mendengar itu, Putra sempat mendorong Sobat Saragih hingga jatuh. Tiba-tiba rekan Sobat Saragih yang berada di tempat langsung mengeroyok dan memukuli Putra.

Mengetahui lawannya cukup banyak, Putra kemudian berusaha menyelamatkan diri, ia lari dari lapangan bola ke jalan raya. Namun Sobat Saragih dengan temannya tetap mengejarnya sambil menghujani pukulan sampai bajunya robek.

Beruntung dirinya diselamatkan warga setempat dengan cara memasukkannya ke dalam rumah. (manru/hm17)

Related Articles

Latest Articles